Search This Blog

September 23, 2008

Hadis Ayah- Ibu Anak Keluarga

Sumber: 1100 Hadits Terpilih (Sinar Ajaran Muhammad) - Dr. Muhammad Faiz Almath - Gema Insani PressAyah - Ibu - Anak - Keluarga

1. Keridhaan Allah tergantung kepada keridhaan kedua orang tua dan murka Allah pun terletak pada murka kedua orang tua. (HR. Al Hakim)

2. Seorang datang kepada Nabi Saw. Dia mengemukakan hasratnya untuk ikut berjihad. Nabi Saw bertanya kepadanya, "Apakah kamu masih mempunyai kedua orangg tua?" Orang itu menjawab, "Masih." Lalu Nabi Saw bersabda, "Untuk kepentingan mereka lah kamu berjihad." (Mutafaq'alaih)Penjelasan:Nabi Saw melarangnya ikut berperang karena dia lebih diperlukan kedua orang tuanya untuk mengurusi mereka.

3. Rasulullah Saw pernah berkata kepada seseorang, "Kamu dan hartamu adalah milik ayahmu." (Asy-Syafi'i dan Abu Dawud)Keterangan:Terdapat satu riwayat yang cukup panjang berkaitan dengan hal ini. Dari Jabir Ra meriwayatkan, ada laki-laki yang datang menemui Nabi Saw dan melapor. Dia berkata: "Ya Rasulullah, sesungguhnya ayahku ingin mengambil hartaku ...." "Pergilah Kau membawa ayahmu kesini", perintah beliau. Bersamaan dengan itu Malaikat Jibril turun menyampaikan salam dan pesan Allah kepada beliau. Jibril berkata: "Ya, Muhammad, Allah 'Azza wa Jalla mengucapkan salam kepadamu, dan berpesan kepadamu, kalau orangtua itu datang, engkau harus menanyakan apa-apa yang dikatakan dalam hatinya dan tidak didengarkan oleh teliganya. Ketika orang tua itu tiba, maka nabi pun bertanya kepadanya: "Mengapa anakmu mengadukanmu? Apakah benar engkau ingin mengambil uangnya?" Lelaki tua itu menjawab: "Tanyakan saja kepadanya, ya Rasulullah, bukankah saya menafkahkan uang itu untuk beberapa orang ammati (saudara ayahnya) atau khalati (saudara ibu) nya, atau untuk keperluan saya sendiri?" Rasulullah bersabda lagi: "Lupakanlah hal itu. Sekarang ceritakanlah kepadaku apa yang engkau katakan di dalam hatimu dan tak pernah didengar oleh telingamu!" Maka wajah keriput lelaki itu tiba-tiba menjadi cerah dan tampak bahagia, dia berkata: "Demi Allah, ya Rasulullah, dengan ini Allah Swt berkenan menambah kuat keimananku dengan ke-Rasul-anmu. Memang saya pernah menangisi nasib malangku dan kedua telingaku tak pernah mendengarnya ..." Nabi mendesak: "Katakanlah, aku ingin mendengarnya." Orang tua itu berkata dengan sedih dan airmata yang berlinang: "Saya mengatakan kepadanya kata-kata ini: 'Aku mengasuhmu sejak bayi dan memeliharamu waktu muda. Semua hasil jerih-payahku kau minum dan kau reguk puas. Bila kau sakit di malam hari, hatiku gundah dan gelisah, lantaran sakit dan deritamu, aku tak bisa tidur dan resah, bagai akulah yang sakit, bukan kau yang menderita. Lalu airmataku berlinang-linang dan meluncur deras. Hatiku takut engkau disambar maut, padahal aku tahu ajal pasti akan datang. Setelah engkau dewasa, dan mencapai apa yang kau cita-citakan, kau balas aku dengan kekerasan, kekasaran dan kekejaman, seolah kaulah pemberi kenikmatan dan keutamaan. Sayang..., kau tak mampu penuhi hak ayahmu, kau perlakukan daku seperti tetangga jauhmu. Engkau selalu menyalahkan dan membentakku, seolah-olah kebenaran selalu menempel di dirimu ..., seakanakan kesejukann bagi orang-orang yang benar sudah dipasrahkan.' Selanjutnya Jabir berkata: "Pada saat itu Nabi langsung memegangi ujung baju pada leher anak itu seraya berkata: "Engkau dan hartamu milik ayahmu!" (HR. At-Thabarani dalam "As-Saghir" dan Al-Ausath).

4. Jangan mengabaikan (membenci dan menjauhi) orang tuamu. Barangsiapa mengabaikan orang tuanya maka dia kafir. (HR. Muslim)Penjelasan:Yang dimaksud kufur nikmat dan bukan kufur akidah.

5. Barangsiapa menisbatkan keturunan dirinya kepada selain ayahnya sendiri dan dia mengetahuinya bahwa dia bukan ayah yang sebenarnya maka surga diharamkan baginya. (HR. Muslim)

6. Seorang sahabat bertanya, "Ya Rasulullah, siapa yang paling berhak memperoleh pelayanan dan persahabatanku?" Nabi Saw menjawab, "ibumu...ibumu...ibumu, kemudian ayahmu dan kemudian yang lebih dekat kepadamu dan yang lebih dekat kepadamu." (Mutafaq'alaih).

7. Ibu dan Bapak berhak makan dari harta milik anak mereka dengan cara yang makruf. Seorang anak tidak boleh makan dari harta ibu bapaknya kecuali dengan ijin mereka. (HR. Ad-Dailami).

8. Barangsiapa berhaji untuk kedua orang tuanya atau melunasi hutang-hutangnya maka dia akan dibangkitkan Allah pada hari kiamat dari golongan orang-orang yang mengamalkan kebajikan. (HR. Ath-Thabrani dan Ad-Daar Quthni).

9. Rasulullah Saw ditanya tentang peranan kedua orang tua. Beliau lalu menjawab, "Mereka adalah (yang menyebabkan) surgamu atau nerakamu." (HR. Ibnu Majah)Penjelasan:Kalau berbakti masuk surga dan kalau bersikap durhaka kepada mereka masuk neraka.

10. Apabila seorang meninggalkan do'a bagi kedua orang tuanya maka akan terputus rezekinya. (HR. Ad-Dailami)

11. Termasuk dosa besar seorang yang mencaci-maki ibu-bapaknya. Mereka bertanya, "Bagaimana (mungkin) seorang yang mencaci-maki ayah dan ibunya sendiri?" Nabi Saw menjawab, "Dia mencaci-maki ayah orang lain lalu orang itu (membalas) mencaci-maki ayahnya dan dia mencaci-maki ibu orang lain lalu orang lain itupun (membalas) mencaci-maki ibunya. (Mutafaq'alaih)

12. Kedudukan seorang paman sebagai (pengganti) kedudukan ayahnya. (HR. Adarqothani)

13. Warisan bagi Allah 'Azza wajalla dari hambaNya yang beriman ialah puteranya yang beribadah kepada Allah sesudahnya. (HR. Ath-Thahawi).

14. Salah satu kenikmatan Allah atas seorang ialah dijadikan anaknya mirip dengan ayahnya (dalam kebaikan). (HR. Ath-Thahawi)

15. Tiap bayi dilahirkan dalam keadaan suci (fitrah-Islami). Ayah dan ibunya lah kelak yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi (penyembah api dan berhala). (HR. Bukhari)

16. Seorang datang kepada Nabi Saw dan bertanya, " Ya Rasulullah, apa hak anakku ini?" Nabi Saw menjawab, "Memberinya nama yang baik, mendidik adab yang baik, dan memberinya kedudukan yang baik (dalam hatirnu)." (HR. Aththusi).

17. Cintailah anak-anak dan kasih sayangi lah mereka. Bila menjanjikan sesuatu kepada mereka tepatilah. Sesungguhnya yang mereka ketahui hanya kamulah yang memberi mereka rezeki. (HR. Ath-Thahawi).

18. Bertakwalah kepada Allah dan berlakulah adil terhadap anak-anakmu. (HR. Bukhari dan Muslim)

19. Sama ratakan pemberianmu kepada anak-anakmu. Jika aku akan mengutamakan yang satu terhadap yang lain tentu aku akan mengutamakan pemberian kepada yang perempuan. (HR. Ath-Thabrani)

20. Barangsiapa mempunyai dua anak perempuan dan diasuh dengan baik maka mereka akan menyebabkannya masuk surga. (HR. Bukhari)

21. Anak menyebabkan kedua orang tuanya kikir dan penakut. (HR. Ibnu Babawih dan Ibnu 'Asakir).

22. Barangsiapa memelihara (mengasuh) tiga anak perempuan atau tiga saudara perempuan wajib baginya masuk surga. (HR. Ath-Thahawi).

23. Seorang ibu yang kematian tiga orang puteranya lalu berserah diri (pasrah) kepada Allah, rela dan ikhlas, maka dia akan masuk surga. (HR. Muslim)

24. Ajarkan putera-puteramu berenang dan memanah. (HR. Ath-Thahawi).

25. Setiap anak tergadai dengan (tebusan) akikahnya (seekor atau dua ekor kambing) yang disembelih pada umur tujuh hari dan dicukur rambut kepalanya (sebagian atau seluruhnya) dan diberi nama. (HR. An-Nasaa'i)

26. Barangsiapa menjamin untukku satu perkara, aku jamin untuknya empat perkara. Hendaklah dia bersilaturrahim (berhubungan baik dengan keluarga dekat) niscaya keluarganya akan mencintainya, diperluas baginya rezekinya, ditambah umurnya dan Allah memasukkannya ke dalam surga yang dijanjikanNya. (HR. Ar-Rabii').

27. Ibu mertua kedudukannya sebagai ibu. (HR. Tirmidzi dan Ahmad)

28. Abang yang tertua (sulung) kedudukannya sebagai ayah. (HR. Al-Baihaqi dan Ath-Thabrani)

29. Orang yang memutus hubungan kekeluargaan tidak akan masuk surga. (Mutafaq'alaih)

30. Rahim adalah cabang dari nama Arrahman (Arrahman Arrahim). Rahim mengucapkan keluhan dan pengaduan: "Ya Robbi, aku telah diputus (hubungan kekeluargaanku), aku telah diperlakukan dengan buruk oleh keluarga dekatku. Ya Robbi, aku telah dizalimi mereka, ya Robbi, ya Robbi." Lalu Allah menjawab: "Tidakkah kamu ridha Aku menyambung hubunganKu dengan orang yang menghubungimu dan Aku putus hubunganKu dengan orang yang memutus hubungannya dengan kamu. (HR. Bukhari)

31. Rasulullah Saw memberi uang belanja kepada keluarga beliau dari bagian rampasan perang yang menjadi hak beliau untuk kebutuhan rumah tangga selama setahun. Apabila ternyata ada kelebihannya maka uang itu diminta kembali dan dimasukkan ke dalam perbendaharaan negara (baitul maal). (HR. Ahmad)

32. Cukup berdosa orang yang menyia-nyiakan tanggungjawab keluarga. (HR. Abu Dawud).

33. Bukanlah dari golongan kami orang yang diperluas rezekinya oleh Allah lalu kikir dalam menafkahi keluarganya. (HR. Ad-Dailami)

Sumber: 1100 Hadits Terpilih (Sinar Ajaran Muhammad) - Dr. Muhammad Faiz Almath - Gema Insani Press


Durhaka Pada Orang Tua?

Siapa pun tahu bahwa durhaka kepada orang tua adalah haram. Artikel berikut hanya ingin mengingatkan kita secara lebih detail mengenai tingkat tercelanya dan beratnya larangan durhaka terhadap orang tua.
Imam Bukhari meriwayatkan dalam Kitabul Adab dari jalan Abi BakrahRadhiyallahu ‘anhu, telah bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihiwa sallam.
"Sukakah saya beritahukan kepadamu sebesar-besar dosa yangpaling besar, tiga kali (beliau ulangi). Sahabat berkata, ‘Baiklah,ya Rasulullah’, bersabda Nabi. "Menyekutukan Allah, dan durhakakepada kedua orang tua, serta camkanlah, dan saksi palsu dan perkataanbohong". Maka Nabi selalu megulangi, "Dan persaksianpalsu", sehingga kami berkata, "semoga Nabi diam"
Dari hadits di atas dapat diketahui bahwa dosa besar yang paling besarsetelah syirik adalah uququl walidain (durhaka kepda kedua orang tua).Dalam riwayat lain Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda bahwadiantara dosa-dosa besar yaitu menyekutukan Allah, durhaka kepadakedua orang tua, membunuh diri, dan sumpah palsu
. Kemudian diantara dosa-dosa besar yang paling besar adalah seorangmelaknat kedua orang tuanya
Dari Mughirah bin Syu’bah Radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallahu‘alaihi wa sallam bersabda.
"Sesungguhnya Allah mengharamkan atas kamu, durhaka padaibu dan menolak kewajiban, dan minta yang bukan haknya, dan membunuhanak hidup-hidup, dan Allah membenci padamu banyak bicara, dan banyakbertanya demikian pula memboroskan harta (menghamburkan kekayaan)"

Hadits ini adalah salah satu hadits yang melarang seorang anak berbuatdurhaka kepada kedua orang tuanya. Seorang anak yang berbuat durhakaberarti dia tidak masuk surga dengan sebab durhaka kepada kedua orangtuanya, sebagaimana Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
"Dari Abu Darda bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda, "Tidak masuk surga anak yang durhaka, pe,imu, khamr(minuman keras) dan orang yang mendustakan qadar"

Diantara bentuk durhaka (uquq) adalah :
Menimbulkan gangguan terhadap orang tua baik berupa perkataan (ucapan)ataupun perbuatan yang membuat orang tua sedih dan sakit hati.
Berkata ‘ah’ dan tidak memenuhi panggilan orang tua.
Membentak atau menghardik orang tua.
Bakhil, tidak mengurusi orang tuanya bahkan lebih mementingkan yanglain dari pada mengurusi orang tuanya padahal orang tuanya sangatmembutuhkan. Seandainya memberi nafkah pun, dilakukan dengan penuhperhitungan.
Bermuka masam dan cemberut dihadapan orang tua, merendahkan orangtua, mengatakan bodoh, ‘kolot’ dan lain-lain.
Menyuruh orang tua, misalnya menyapu, mencuci atau menyiapkan makanan.Pekerjaan tersebut sangat tidak pantas bagi orang tua, terutama jikamereka sudah tua atau lemah. Tetapi jika ‘Si Ibu" melakukanpekerjaan tersebut dengan kemauannya sendiri maka tidak mengapa dankarena itu anak harus berterima kasih.
Menyebut kejelekan orang tua di hadapan orang banyak atau mencemarkannama baik orang tua.
Memasukkan kemungkaran kedalam rumah misalnya alat musik, mengisaprokok, dll.
Mendahulukan taat kepada istri dari pada orang tua. Bahkan ada sebagianorang dengan teganya mengusir ibunya demi menuruti kemauan istrinya.Na’udzubillah.
Malu mengakui orang tuanya. Sebagian orang merasa malu dengan keberadaanorang tua dan tempat tinggalnya ketika status sosialnya meningkat.Tidak diragukan lagi, sikap semacam ini adalah sikap yang amat tercela,bahkan termasuk kedurhakaan yang keji dan nista.Semuanya itu termasuk bentuk-bentuk kedurhakaan kepada kedua orangtua. Oleh karena itu kita harus berhati-hati dan membedakan dalamberkata dan berbuat kepada kedua orang tua dengan kepada orang lain.
Akibat dari durhaka kepada kedua orang tua akan dirasakan di dunia.Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam Adabul Mufrad,Abu Daud dan Tirmidzi dari sahabat Abi Bakrah dikatakan.
"Dari Abi Bakrah Radhiyallahu ‘anhu mengatakan bahwa NabiShallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, "Tidak ada dosa yangAllah cepatkan adzabnya kepada pelakunya di dunia ini dan Allah jugaakan mengadzabnya di akhirat yang pertama adalah berlaku zhalim, keduamemutuskan silaturahmi"

Dalam hadits lain dikatakan.
"Dua perbuatan dosa yang Allah cepatkan adzabnya (siksanya)di dunia yaitu berbuat zhalim dan al’uquq (durhaka kepdada orang tua)"

Keridlaan orang tua harus kita dahulukan dari pada keridlaan istridan anak. Karena Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan anakyang durhaka akan diadzab di dunia dan di akhirat serta tidak akanmasuk surga dan Allah tidak akan melihatnya pada hari kiamat.
Sedangkan dalam lafadz yang lain diriwayatkan oleh Imam Baihaqi, Hakim,Ahmad dan juga yang lainnya, dikatakan :
"Dari Abdullah bin Umar Radhiyallahu ‘anhu berkata, ‘Telahberkata Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Ada tiga golonganyang tidak akan masuk surga dan Allah tidak akan melihat mereka padahari kiamat yakni anak yang durhaka kepada kedua orang tuanya, perempuanyang menyerupai laki-laki dan kepala rumah tangga yang membiarkanadanya kejelekan (zina) dalam rumah tangganya"

Jadi, salah satu yang menyebabkan seseorang tidak masuk surga adalahdurhaka kepada kedua orang tuanya.
Dapat kita lihat bahwa orang yang durhaka kepada orang tuanya hidupnyatidak berkah dan selalu mengalami berbagai macam kesulitan. Kalaupunorang tersebut kaya maka kekayaannya tidak akan menjadikannya bahagia.
Seandainya ada seorang anak yang durhaka kepada kedua orang tuanyakemudian kedua orang tuanya tersebut mendo’akan kejelekan, maka do’akedua orang tua tersebut bisa dikabulkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.Sebab dalam hadits yang shahih Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda.
"Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, ‘Telah berkata RasulullahShallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Ada tiga do’a yang dikabulkan olehAllah Subhanahu wa Ta’ala -yang tidak diragukan tentang do’a ini-,yang pertama yaitu do’a kedua orang tua terhadap anaknya yang keduado’a orang yang musafir -yang sedang dalam perjalanan-, yang ketigado’a orang yang dizhalimi"

Banyak sekali riwayat yang shahih yang menjelaskan tentang akibatburuk dari durhaka kepada orang tua di dunia maupun di akhirat. Adajuga kisah-kisah nyata tentang adzab (siksa) dari anak yang durhaka,dari kisah tersebut ada yang shahih ada juga yang dla’if (lemah).Diantara kisah yang dla’if yang sering dibawakan oleh para khatib(penceramah) yaitu kisah Al-Qamah yang durhaka kepada ibunya sampaimau dibakar oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam hingga ibunyamema’afkannya. Akan tetapi kisah ini dla’if dilemahkan oleh para ulamaahli hadits
.
Catatan Kaki
HREF="#tex2html2">1
[Hadits Riwayat Bukhari 3/151-152 -Fathul Baari 5/261 No. 2654,dan Muslim 87]
HREF="#tex2html3">2
[Riwayat Bukhari dalam Fathul Baari 11/555]
HREF="#tex2html4">3
[Hadits Riwayat Imam Bukhari]
HREF="#tex2html5">4
[Hadits Riwayat Bukhari (Fathul Baari 10/405 No. 5975) Muslim No.1715 912)]
HREF="#tex2html6">5
[Hadits Riwayat Ahmad 6/441 dan di Hasankan oleh Al-Albani dalamSilsilah Hadits Shahihnya 675]
HREF="#tex2html7">6
[Hadits Riwayat Bukhari dalam Adabul Mufrad (Shahih Adabul MufradNo. 23), Abu Dawud (4902), Tirmidzi (2511), Ibnu Majah (4211). Ahmad5/36 & 38, Hakim 2/356 & 4/162-163, Tirmidzi berkata, "HaditsHasan Shahih", kata Al-Hakim, 'Shahih Sanadnya",Imam Dzahabi menyetujuinya]
HREF="#tex2html8">7
Hadits Riwayat Bukhari dalam tarikh dan Thabrani dalam Mu’jam Kabirdari Abu Bakrah. Diriwayatkan oleh Al-Hakim dalam Kitabnya Al-Mustadrakdari sahabat Anas. Lihat Silsilah Shahihah No. 1120 dan Shahih Jami’usShagir No. 137 dan 2810.
HREF="#tex2html9">8
[Hadits Riwayat Hakim, Baihaqi, Ahmad 2/134]
HREF="#tex2html10">9
Hadits Riwayat Bukhari dalam Adabul Mufrad (Shahih Adabul Mufrad No.24, 372), Abu Dawud 1536, Tirmidzi 1905, 3448, Ibnu Majah 3826, IbnuHibban 2406, At-Thayalishi 2517 dan Ahmad 2/258, 348, 478, 517, 523.Lihat Silsilah Hadits As-Shahihah No. 596
HREF="#tex2html11">10
Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Thabrani dan Ahmad dengan ringkasdalam sanadnya ada Fayid Abul Warqa’ dia matruk (Majmuz Zawaaid 8/148),kata Ibnul Jauzi, "Hadits ini tidak shah dari Rasulullahkarena dalam sanadnya ada Fayid Abu Warqa" Imam Ahmad berkata,"Ia matrukul hadits", Ibnu Hibban berkata, "Tidakboleh berhujjah dengannya". Kata Imam Abu Hatim, "Iasering dusta" [Lihat Al-Maudluu'at, Ibnul Jauzi juz 3 hal87]

Berbakti Kepada Orang Tua

Ditulis Oleh Faqihuddin Abdul Kodir
Thursday, 02 August 2007

Berbicara mengenai hak, pasti di sisi lain ada kewajiban. Relasi orang tua dan anak, mengenai hak dan kewajiban dalam mereka dalam Islam, adalah seperti yang digambarkan hadits Nabi Muhammad Saw: “Tidak termasuk golongan umatku, mereka yang (tua) tidak menyayangi yang muda, dan mereka yang (muda) tidak menghormati yang tua” (Riwayat at-Turmudzi, lihat: al-‘Ajluni, Kasyf al-Khafa, juz II, hal. 173, no. 2157). Jadi, kewajiban orang tua adalah menyayangi dan haknya adalah memperoleh penghormatan.
Sebaliknya, kewajiban anak adalah penghormatan (dan tentu ketaatan) dan haknya adalah memperoleh kasih-sayang. Idealnya, prinsip ini tidak bisa dipisahkan. Artinya, seorang diwajibkan menghormati jika memperoleh kasih-sayang. Dan orang tua diwajibkan menyayangi jika memperoleh penghormatan. Ini timbal balik, yang jika harus menunggu yang lain akan seperti telur dan ayam. Tidak ada satupun yang memulai untuk memenuhi hak yang lain. Padahal biasanya, seseorang memperoleh hak jika telah melaksanakan kewajiban. Karena itu, yang harus didahulukan adalah kewajiban. Tanpa memikirkan hak yang mesti diperoleh. Orang tua seharusnya menyayangi, dengan segala perilaku, pemberian dan perintah kepada anaknya, selamanya. Begitu juga anak, harus menghormati dan memuliakan orang tuanya, selamanya.
Beginilah cara al-Qur’an dan hadits-hadits menjelaskan mengenai kewajiban anak terhadap orang tua. Mereka harus menghormati, berbuat baik, mentaati dan tidak berkata buruk atau sesuatu yang menyakitkan kedua orang tua. “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia” QS. Al-Isra’, 17: 23. Karena kedua orang tua, terutama ibu, telah mengawali melakukan kewajiban dengan kasih sayang yang dilimpahkan. Sejak anak masih berupa bayi, bahkan masih dalam kandungan. Hamil dengan penuh kesusahan, melahirkan, menyusui, merawat, mendidik dan menafkahi. Semua itu merupakan bentuk kasih sayang yang telah dilakukan kedua orang tua (Lihat: QS. Luqman, 31: 14 dan QS al-Ahqaf, 46: 15). Jadi, tinggal anak yang berkewajiban untuk menghormati dan memuliakan kedua orang tuanya.
Penghormatan kepada kedua orang tua, tentu ada ragam bentuknya. Diantaranya berbuat baik, mendoakan dan memenuhi keinginan mereka, atau mentaati perintah mereka. Jika seorang anak tidak melakukan penghormatan, maka ia disebut anak durhaka. Ini merupakan dosa besar, yang diancam masuk neraka. Dalam suatu hadits disebutkan: “Diantara dosa-dosa besar adalah menyekutukan Allah, durhaka kepada orang tua, membunuh dan menyatakan sumpah palsu”. (Riwayat Bukhari, lihat: al-Mundziri, at-Targhib wa at-Tarhib, juz III, hal. 324-333). Dalam teks hadits lain, Nabi Saw pernah menyatakan secara eksplisit bahwa durhaka itu haram, dan bisa mengakibatkan seseorang su’u al-khatimah (meninggal dalam keadaan sesat).
Tetapi ketaatan tentu ada syaratnya, yang utama adalah bahwa sesuatu yang diperintahkan kedua orang tua bukan merupakan kemaksiatan. “Tidak berlaku ketaatan untuk hal-hal yang berupa kemaksiatan kepada Allah Sang Pencipta” (Hadits Riwayat Abu Dawud, lihat: al-‘Ajluni, juz II, hal. 366, no. 3077). Syarat yang lain, perintah itu tidak untuk menyengsarakan atau mencederai hak-hak kemanusiaan anak. Jika si anak merasa disengsarakan dengan perintah tersebut, ia berhak untuk menolak. Tetapi tentu dengan bahasa yang santun, sopan dan baik. Dalam suatu hadis yang diriwayatkan Aisyah ra, jika orang tua dan anak berselisih pendapat mengenai pernikahan, maka wali hakim yang harus melerai dan memutuskan. Artinya, tidak serta merta orang tua berhak memaksa dan anak harus mengikuti.
Dalam hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari, Malik, Abu Dawud dan an-Nasa’i, bahwa ketika seorang perempuan yang bernama Khansa binti Khidam ra merasa dipaksa dikawinkan oleh orang tuanya, Nabi mengembalikan keputusan itu kepadanya; mau diteruskan atau dibatalkan. Tidak dikembalikan kepada orang tuanya. Dalam riwayat Abu Salamah, Nabi Saw menyatakan kepada Khansa r.a.: “Kamu yang berhak untuk menikah dengan seseorang yang kamu kehendaki”. Khansapun pada akhirnya kawin dengan laki-laki pilihannya Abu Lubabah bin Abd al-Mundzir r.a. Dari perkawinan ini ia dikarunia anak bernama Saib bin Abu Lubabah. (Lihat: az-Zayla'i, Nashb ar-Râyah Takhrîj Ahâdîts al-Hidâyah, juz III, hal. 237).
Artinya, orang tua juga tidak harus memaksakan terhadap anak, jika benar mereka berangkat dari kasih sayang. Si anak juga tidak mudah menentang orang tua, jika mereka benar ingin memberikan penghormatan. Kasih sayang dan penghormatan, harus dilakukan secarat timbal balik. Mungkin, anak durhaka tidak akan pernah ada, jika ia hidup dalam kasih sayang. Dan orang tua yang durhaka juga tidak akan pernah ada, jika sejak kecil dia telah memperoleh kasih sayang dan waktu besar mendapat penghormatan dan kemuliaan. Keluarga yang penuh dengan kasih sayang dan penghormatan satu sama lain, adalah keluarga bahagia yang digambarkan al-Qur’an dalam surat ar-Rum. Keluarga mawaddah, rahmah dan sakinah. Semoga.[]


September 20, 2008

Memakmurkan Masjid

http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/1104/05/0108.htm 

Ir. H. BAMBANG PRANGGONO, M.B.A, I.A.I.

KEGIATAN Rasulullah saw. yang pertama ketika hijrah ke Madinah ialah membangun sebuah masjid. Dindingnya dari tanah liat, tiangnya batang kurma, lantainya pasir dan atapnya pelepah kurma. Apakah karena kondisi ekonomi masih prihatin? Ternyata tidak. Dalam kitab Dalail Al-Nubuwwah, Al-Baihaqi meriwayatkan dari Ubadah ibn Shamit bahwa kaum Ansar mengumpulkan harta dan mendatangi Rasulullah saw. seraya berkata "Wahai Rasulullah, bangunlah masjid dan hiasilah seindah-indahnya dengan harta yang kami bawa ini. Sampai kapan kita harus salat di bawah pelepah kurma?" Beliau menjawab, "Aku mau seperti saudaraku Nabi Musa a.s., masjidku cukup seperti arisy (gubuk tempat berteduh) Nabi Musa a.s. Hasan menjelaskan bahwa ukuran arisy Musa a.s. adalah bila Rasulullah saw. mengangkat tangannya maka atapnya akan tersentuh. Kisah itu membuktikan bahwa kesederhanaan arsitektur Masjid Nabawi yang asli di Madinah bukanlah karena kurang biaya. Tetapi memang disengaja oleh Rasulullah saw. untuk diteladani umat Islam. Beliau bersabda. "Aku tidak diutus untuk menghias-hias masjid". Dalam Hadis lain beliau bersabda, "La taqumu al-sa'ah hatta yatabahannasu bil masajid" tidak datang saat kehancuran sampai manusia berlomba bermegah-megahan dengan masjid-masjid. Masih banyak lagi hadis serupa, misalnya yang terdapat dalam kitab At-Targhih wa at-Tarhib bahwa sahabat Anas r.a. pernah keluar menyertai Rasulullah saw. Lalu tampak oleh beliau bangunan tinggi berkubah. Beliau bertaya, "Apa itu?" Para sahabat menjawab bahwa itu adalah kubah milik si Fulan, orang Ansar. Rasulullah saw. bersabda, "Semua bangunan megah akan menjadi beban bagi pemiliknya di hari kiamat." Maka sahabat Ansar tadi dengan patuh meruntuhkan kubah itu. Lantas Rasulullah saw. mendoakannya dua kali, "Yarhamullah, yarhamullah" Semoga Allah merahmati dia. Prinsip bangunan masjid sederhana ini dipegang teguh oleh beliau sampai wafat. Ini diteruskan oleh empat Khulafa'ur rasyidin, Abu Bakar, Umar, Usman, dan Ali r.a. Mereka adalah para khalifah yang paling saleh dan paling paham tentang Islam. Di zaman merekalah wilayah Islam meluas dengan pesat meliputi kerajaan Mesir, Persia, dan Rumawi. Tetapi di tengah melimpahnya harta dari segala penjuru, arsitektur masjid Nabawi tetap sederhana sesuai pedoman Rasulullah saw., walaupun ukuran masjid mengalami perluasan berkali-kali. Baru setelah Muawiyah, anak Abi Sufyan menjadi khalifah, negara diubah menjadi kerajaan dan ibu kota pindah dari Madinah ke Damaskus. Dia dan keturunan hidup bermewah-mewah membangun istana pribadi berkubah hijau dan juga masjid Umayah yang megah. Pelanggaran prinsip ini berkelanjutan sepanjang sejarah Islam. Masjid-masjid mulai dibangun dengan arsitektur semakin mewah di seluruh dunia. Bila sejarah diteliti, maka akan terungkap bawah sebagian besar istana masjid-masjid monumental itu dibagun oleh penguasa yang perilakunya tidak terlalu islami. Barangkali untuk mengimbangi rasa bersalah kemewahan hidupnya, mereka membangun juga masjid yang megah. Raja-raja yang saleh biasanya tidak meninggalkan arsitektur masjid mewah. Arsitek masjid megah tedapat dari Maroko sampai Spanyol. Dari Turki sampai India, Iran, sampia Asia Tenggara. Termasuk masjid Nabawi di Madinah sendiri saat ini dibangun super mewah, dan sangat boros energi. Saking mahalnya sampai pintu dikunci jam 10 malam, takut ada pencuri hiasan emas murni di dalamnya. Dan anehnya kita ikut berbangga untuk hal yang dikecam oleh Rasulullah saw. Alasan klasik biasanya ialah, demi syi'ar Islam, bangunan masjid harus melebihi megahnya gereja dan kuil. Tetapi adakah hal itu diperintahkan dalam Alquran atau hadis atau ucapan sahabat? Sayang sekali perintah itu tidak ditemukan, yang ada justru kecaman. "Alhakum at-takatsur hatta zurtumu al-maqobir". Kalian dilengahkan oleh berlomba kemegahan dan kuantitas, sampai ke tepi liang kubur.(At-Takatsur 1,2). Memang ada hadis, "Inna'llaha jamilun yuhibbu al-jamal" Allah itu indah dan Dia cinta keindahan. Namun ketika keindahan itu harus dibayar mahal perbuatan itu bisa masuk kategori isrof (berlebihan), yang justru dibenci Allah dalam Alquran Al-An'aam: 141: "Innahu lau Yuhibbu al-musrifin". Sesungguhnya Dia Allah tidak mencintai orang yang berlebihan. Kita hanya mengagumi tampilan fisik tetapi lupa akan jiwa dan niat dan aktivitas masjid. Padahal Rasulullah saw. bersabda, "Inna 'Illaha la yandzuru ila suwarikum wala ila amwalikum. Walakin yandzuru ila qulubikum wa a'alikum" Sesungguhnya Allah tidak melihat penampilanmu dan kekayaanmu. Melainkan Dia melihat hatimu dan amalmu. Bila prinsip ini diterapkan kepada penilaian masjid, maka yang dinilai seharusnya bukan hal fisik keindahan luar seperti tingginya kubah dan menara, mengkilatnya lantai granit dan empuknya permadani. Mahalnya lampu kristal. Indahnya ukiran ornamen di mimbar dan kaligrafi di dinding. Melainkan hal yang lebih abstrak berupa ketulusan niat membangun masjid, keikhlasan pengurus. Kemakmuran salat berjama'ah sejak salat subuh, kreativitas pemuda, kesucian sumber dana, kejujuran penyaluran dana, dan efektivitas dakwah yang dirasakan oleh masyarakat sekitarnya. Kebersihan fisik memang dianjurkan oleh Rasulullah saw., dengan melarang meludah dan makan sejenis bawang bila masuk masjid. Tetapi kebersihan batin juga disyari'atkan, dilarang berjual beli dan mengumumkan barang hilang di masjid. Niat juga penting. Allah SWT memerintahkan menghancurkan masjid dlirar yang bagus di Madinah, hanya karena niat buruk kaum munafik yang membangunnya untuk memecah belah kaum Muslimin. Paradigma arsitektur masjid harus dikoreksi. Tampilan fisik masjid tidak penting. Keindahan bukan prioritas pertama. Fungsi pokok masjid harus didahulukan. Tegaknya syari'at di lingkungan sekitar masjid, kekompakan persaudaraan Islam, Kepekaan terhadap kesenjangan sosial adalah standar yang dicontohkan oleh Rasulullah saw. dan para penerusnya. Setelah sasaran itu terlaksana, barangkali tidak mengapa sisa dana dipakai memperindah masjid. Wallahu a'lam.

*** Penulis Ketua Korps Mubalig, Dewan Masjid Indonesia, Jawa Barat

Tanda Tanda Kebesaran Allah

Awan yang membentuk Lapadz "Alloh", kejadian ini diabadikan oleh seseorang di Mekkah

MEKKAH BERKILAU --Ini adalah hasil pencitraan dari IKONOS Satelite milik Space Imaging Inc, AS. Masjidil Haram yang 'diintai' oleh AS pada 31 Oktober 1999 itu menampilkan fenomena menakjubkan. Terlihat di gambar hanya bagian Masjidil Haram saja yang berkilau sementara bangunan di sekitarnya tampak lebih gelap. Subhanallah. (NASA Astronomy Picture of The Day) (sumber : http://www.spaceimaging.com/gallery/ioweek/archive/01-12-09/index.htm)


MOSQUE STILL STANDS AFTER EARTQUAKE IN TURKEY
A mosque still stands amidst the rubble of collapsed buildings in this aerial view of a neigborhood in the western Turkish town of Golcuk, 60 miles east of Istanbul, August 19, 1999. The death toll from western Turkey's worst recorded eartquake surpassed 6,000, as hope waned of finding any of the thousands still missing under the mountains of rubble.

Diambil dari : http://www.dudung.net/artikel-islami/koleksi-photo-kebesaran-alloh-swt-update.html

KeAgungan dan Kebesaran Illahi kembali terlihat di di ujung Banda. Tsunami menggulung Aceh, namun di setiap musibah ada suatu keajaiban dan mukjizat Alloh SWT. Salah satunya bangunan-bangunan mesjid yang masih tetap berdiri meski sekitarnya porak-poranda.  

"Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al-Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?" [QS. Al- Fushshilat]

Dari : http://www.dudung.net/artikel-islami/mesjid-mesjid-penuh-mukjizat.html

Tanda Tanda Kiamat Yang Menakjubkan

Artikel Islami

03 April 2002 - 15:59

Postingan Mas Hilal Ahmad

Assalamu'alaikum wr. wb

Berikut tanda tanda kecil kiamat yang menakjubkan (bukan tanda besar), cuman tak tulis tanda yang unik (tanda tanda yang lain yang udah sering kita dengar semisal legalisasi Zina, perempuan seperti laki lai dll ) tidak saya tuliskan

  1. Menggembungnya bulan telah bersabda Rasulullah saw : " di antara sudah mendekatnya kiamat ialah menggembungnya bulan sabit(awal bulan) " dishahihkan� AlBaani di Ash Shahihah nomor 2292 dalam riwayat yang lain dikatakan "di antara sudah dekatnya hari kiamat ialah bahwa orang akan melihat bulan sabit seperti sebelumnya, maka orang akan mengatakan satu bentuk darinya untuk dua malam dan masjid akan dijadikan tempat untuk jalan jalan serta meluasnya mati mendadak" (Ash Shahiihah AlBani 2292)
    Menakjubkan ... satu bulan sabit dihitung dua kali !!!, sekarang ummat islam hampir selalu bertengkar menentukan bulan sabit untuk ramadhan, syawal dan idhul adha .. antar ru'yat tidak sama cara melihatnya , antar hisab berbeda cara menghitungnya .... shodaqo rasuuhul kariim

  2. Tersebarnya banyak pasar rasuluillah bersabda : "Kiamat hampir saja akan berdiri apabila sudah banyak perbuatan bohong, masa(waktu) akan terasa cepat dan pasar pasar akan berdekatan (karena saking banyaknya)" (sahih Ibnu Hibban)
    Lihatlah sekarang, pasar ada dimana mana, mall semakin banyak, supermarket di mana mana ....

  3. Wanita ikut bekerja seperti laki laki rasulullah bersabda : "pada pintu gerbang kiamat orang2 hanya akan mengucapkan salam kepada orang yang khusus(dikenal) saja dan berkembangnya perniagaan sehingga wanita ikut seperti suaminya (bekerja/berdagang) " Hadist Shahih lighairihi Ahmad
    Sekarang karena emansipasi wanita, wanita yang bekerja sudah banyak betul ... shodaqo rasuuhul kariim

  4. Banyaknya Polisi rasululah bersabda : "bersegeralah kamu melakukan amal shalih sebelum datang 6 perkara : pemerintahan orang orang jahil, banyaknya polisi, penjual belian HUKUM atau JABATAN, memandang remeh terhadap darah, pemutusan silaturrahim, adanya manusia yang menjadikan al qir'an sebagai seruling dimana mereka menunjuk seorang imam untuk sholat jamaah agar ia dapat menyaksikan keindahannya dalam membaca Al QUr'an meskipun ia paling sedikit ke-Faqihannya. " Musnad Ahmad, At Thabrani, Ash Shaihhah AlBani 979

  5. Manusia akan bermegah megah dalam membangun masjid rasulullah bersabda "tidak akan beridir kiamat hingga mansia berbangga bangga dengan masjid" (hadist sahih musnad Ahmad3:134,145, An Nasa'i 2:32, Abu Dawud 449,Ibnu Majah 779) padahal rasulullah dilain tempat berkata "saya tidak diutus untuk menjulangkan masjid masjid" (sahih sunan abu dawud:448)
    subhanallah, masjid masjid seakarang megah betul .. indah benar

  6. Menjadi pengikut tradisi Yahudi dan Nasrani telah berkata rasulullah : "Sungguh kamu akan mengikuti jalan hidup orang orang sebelum kamu,sejengkal demi sejengkal , sehasta demi sehasta (tanpa berbeda sedikitpun) sehingga walaupun mereka masuk ke lubang biawak, maka kamu akan masuk juga" Sahabat bertanya : wahai rasulullah, apakah kaum yang akan kami ikuti tersebut adalah kaum Yahudi dan Nasrani ?, maka Nabi menjawab : Siapa Lagi (kalau bukan mereka) ?

    shodaqo rasuuhul kariim ... ummat sudah menjadi pengikut barat ... peringatan tahun baru, valentin day, peringatan ulang tahun, pengagum demokrasi, HAM, hukum positif dan sebagainya ...

  7. Irak diboikot dan makanan ditahan darinya rasulullah bersabda : "hampir saja tidak boleh dibawa makanan ke negeri Irak secupak(qafizh) makanan atau sebuah dirham, kami(sahabat) bertanya Orang orang ajam(non arab) kah yang melakukan ini ? kemudian beliau berkata : "hampir saja tidak dibawa makanan atau sebuah dinar kepada penduduk syam(palestina, syiria , libanon , yordandan sekitarnya) kemudian sahabat bertanya "siap ayang melakukan itu ya rasulullah ? " orang orang RUM(Romawi : Amerika-Eropa)

    Sebenarnya ini adalah tanda yang paling menakjubkan, karena sampai sekarang irak telah diboikot oleh Amerika semenjak perang teluk dan syam telah menderita kekuarangan makanan, palestina di jajah israel yahudi ..dan .. setelah terkepungnya irak dan syam ini .. dan setelah terjadinya peperangan dhasyat di PALESTINA maka akan muncullah tanda tanda besar kiamat berupa munculnya Imam Mahdi, Keluarnya Dajjal dan turunnya Isa Al Masih

  8. Turki akan memerangi Irak rasulullah bersabda : "sekelompok manusia dari ummatku akan turun di suatu dataran rendah yang mereka namakan dengan Bashrah pada tepi suatu sungai yang bernama Dajlah. Dan apabila telah datang akhir zaman datangkah Bani Qanthura (mereka adalah orang orang turki) yang bermuka lebar dan bermata kecil sehingga mereka turun pada tepi sungai itu, maka terpecahlah penduduknya menjadi 3 kelompok, yang satu sibuk mengikuti ekor ekor sapi mereka(sibuk mengurusi harta benda) dan mereka akan hancur, dan satu kelompok dari mereka akan memperhatikan diri mereka sendiri dan mereka itu telah kafir, dan satu kelompok dari mereka akan menjadikan anak cucu mereka di belakang mereka kemudian mereka berperang, itulah para syuhada" (hadits hasan diriwayatkan Ahmad dan Abu Dawud(4138)
    Pada bulan mei 1997 dahulu orang orang turki telah mulai memancing mancing permusuhan dengan irak dan mereka membangkitkan masalah masalah yang dibuat buat sekitar masalah air di sungai Eufrat dan orang orang turki itu membuat kesepakatan dengan orang orang israel dan amerika dan melakukan latihan militer bersama dengan tujuan penyerangan irak, iran dan syiria, dan waktu itu juga Turki menyerang bagian irak utara dengan alasan untuk menghjajar suku kurdi .. kita tunggu saja apa yang akan terjadi nanti ..

  9. Bumi Arab akan kembali menjadi kebun kebun dan sungai sungai telah bersabda rasulullah : "tidak akan berdiri hari kiamat hingga harta aakan banyak melimpah dan sehingga bumi arab kembali menjadi kebun kebun dan sungai sungai " � (Ahmad dan Muslim)
    Dan negeri arab saat ini telah menjadi kebun !! dan banyak nya sungai .. didaerah tha'if bahkan telah turun butiran es dan musim haji kemarin susuhu dingin kira kira 5 derajat celcius ... tidak lagi panas

  10. Peperangan dengan Yahudi : tidak terjadi kiamat hingga oranng orang berperagn dengan� Yahudi, dan orang orang Yahudi bersembunyi dibawah batu dan pohon, lalu batu dan pohon itu berkata kepada orang orang islam " di sini ada Yahudi, maka bunuhlah ia" (Fathul Bari', Al Manaqib, Al Hafiz Ibnu Hajar)

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

September 11, 2008

Napoleon itu Muslim!

Barangkali memang dia terlahir untuk memberi pelajaran kepada dunia. Kisahnya adalah sebuah pelajaran dan sebuah pembuktian bahwa yang tidak mungkin itu menjadi mungkin dengan kehendak-Nya. Dia adalah Napoleon Bonaparte, sang Jenderal dan Kaisar Prancis yang namanya berada pada urutan ke-34 dari Seratus Tokoh yang paling berpengaruh di dunia versi Michael H. Hart. 

Kisahnya hingga menjadi jenderal adalah sebuah kesaksian bahwa “there is will, there is way.” Bagaimana tidak, dia adalahseorang rakyat biasa. Orangtuanya berasal dari kelas rendahan. Ia juga bukan orang yang tergolong cerdas. Napoleon menduduki peringkat ke-46 dari 65 orang yang mengikuti pendidikan militer waktu itu.((Agustian, Ary Ginanjar. 2002. Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual. Jakarta: Arga)) Karena ia punya visi yang kuat dan tinggi, ia berhasil menjadi orang number one di Prancis.

“Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.”

(Al Qashas:56)

Cerita Napoleon tak berhenti hingga di situ. Ceritanya menjadi semakin bermakna saat 23 tahun sebelum kematiannya ia menyatakan dirinya sebagai seorang Muslim. Ia menyatakan ke-ISLAM-annya pada 2 Juli 1789. Berikut penuturan Napoleon yang pernah dimuat di majajalah Genuine Islam, edisi Oktober 1936 terbitan Singapura.i

“I read the Bible; Moses was an able man, the Jews are villains, cowardly and cruel. Is there anything more horrible than the story of Lot and his daughters ?”

“The science which proves to us that the earth is not the centre of the celestial movements has struck a great blow at religion. Joshua stops the sun ! One shall see the stars falling into the sea… I say that of all the suns and planets,…”

“Saya membaca Bible; Musa adalah orang yang cakap, sedang orang Yahudi adalah bangsat, pengecut dan jahat. Adakah sesuatu yang lebih dahsyat daripada kisah Lut beserta kedua puterinya ?” (Lihat Kejadian 19:30-38)

“Sains telah menunjukkan bukti kepada kita, bahwa bumi bukanlah pusat tata surya, dan ini merupakan pukulan hebat terhadap agama Kristen. Yosua menghentikan matahari (Yosua 10: 12-13). Orang akan melihat bintang-bintang berjatuhan kedalam laut…. saya katakan, semua matahari dan planet-planet ….”

Selanjutnya Napoleon Bonaparte berkata :
“Religions are always based on miracles, on such things than nobody listens to like Trinity. Yesus called himself the son of God and he was a descendant of David. I prefer the religion of Muhammad. It has less ridiculous things than ours; the turks also call us idolaters.”

“Agama-agama itu selalu didasarkan pada hal-hal yang ajaib, seperti halnya Trinitas yang sulit dipahami. Yesus memanggil dirinya sebagai anak Tuhan, padahal ia keturunan Daud. Saya lebih meyakini agama yang dibawa oleh Muhammad. Islam terhindar jauh dari kelucuan-kelucuan ritual seperti yang terdapat didalam agama kita (Kristen); Bangsa Turki juga menyebut kita sebagai orang-orang penyembah berhala dan dewa.”

Selanjutnya :
“Surely, I have told you on different occations and I have intimated to you by various discourses that I am a Unitarian Musselman and I glorify the prophet Muhammad and that I love the Musselmans.”

“Dengan penuh kepastian saya telah mengatakan kepada anda semua pada kesempatan yang berbeda, dan saya harus memperjelas lagi kepada anda disetiap ceramah, bahwa saya adalah seorang Muslim, dan saya memuliakan nabi Muhammad serta mencintai orang-orang Islam.”

Akhirnya ia berkata :
“In the name of God the Merciful, the Compassionate. There is no god but God, He has no son and He reigns without a partner.”

“Dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Tiada Tuhan selain Allah. Ia tidak beranak dan Ia mengatur segala makhlukNya tanpa pendamping.”

Daimbil dari : http://firman.web.id/?p=32

September 1, 2008

Minta Maaf Menjelang Ramadhan

 

images Setiap memasuki Ramadhan hampir bisa dipastikan bahwa SMS tentang maaf lahir bathin menjadi tren.  Mungkin ini dikarenakan hadits berikut :

"Ya Allah tolong abaikan puasa ummat Muhammad, apabila sebelum memasuki bulan Ramadhan dia tidak melakukan hal-hal yang berikut:
- Tidak memohon maaf terlebih dahulu kepada kedua orang tuanya (jika masih ada)
- Tidak berma'afan terlebih dahulu antara suami istri;
- Tidak berma'afan terlebih dahulu dengan orang-orang sekitarnya.
Maka Rasulullah pun mengatakan "Amiin" sebanyak 3 kali.

Hadis tersebut di atas tidak ada di kitab-kitab hadis mu`tabar, atau laa ashla lahu, kesimpulannya kemungkinan besar maudhu (palsu). hadits yang mirip matannya dan derajatnya hasan atau shahih li ghairihi menurut para ulama adalah hadis di bawah ini :
عن أبي هريرة رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم صعد المنبر فقال آمين آمين آمين
قيل يا رسول الله إنك صعدت المنبر فقلت آمين آمين آمين فقال إن جبريل عليه السلام أتاني فقال من أدرك شهر رمضان فلم يغفر له فدخل النار فأبعده الله
قل آمين فقلت آمين ومن أدرك أبويه أو أحدهما فلم يبرهما فمات فدخل النار فأبعده الله قل آمين فقلت آمين ومن ذكرت عنده فلم يصل عليك فمات فدخل النار فأبعده الله
قل آمين فقلت آمين
رواه ابن خزيمة وابن حبان في صحيحه واللفظ له
Abu Hurayrah ra. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. naik ke atas mimbar seraya mengucap, “Amin, Amin, Amin.” Lalu ada yang bertanya kepada beliau, “Wahai Rasulullah, engkau naik mimbar sambil mengucap, ‘Amin, Amin, Amin.’” Beliau menjawab, “jibril datang kepadaku dengan berkata, ‘Siapa yang memasuki Ramadhan tanpa mendapatkan ampunan dan masuk neraka semoga Allah menjauhkannya. Ucapkanlah, ‘Amin,’ Maka akupun mengucap, Amin.” Siapa yang hidup bersama kedua orang tuanya atau salah satunya tapi tidak berbakti kepada mereka hingga mati dan masuk neraka, semoga Allah menjauhkannya, ucapkanlah, ‘Amin.’ Maka, akupun mengucap Amin. Kemudian orang ketika namamu disebut tidak mengucapkan salawat padamu dan meninggal hingga masuk neraka, semoga Allah menjauhkannya, ucapkanlah , ‘Amin.’ Akupun mengucap amin.” (disebutkan di kitab al adabul mufrad karya Imam Bukhari")

Tapi sebetulnya untuk maaf maafan tidak ada salahnya, positif positif saja kok, hanya saja kita tidak harus / wajib melakukannya seperti hadits yang disebutkan pertama tadi.