Search This Blog

May 30, 2010

SEDEKAH DAN BALASANNYA


Sahabat, setiap kebaikan sekcil apapun pasti akan dibalas oleh Allah SWT dengan kebaikan yang setimpal bahkan akan dilipatgandakan sepuluh kali lipat bahkan sampai 700 kali lipat. Akan tetapi bentuk balasan kebaikan itu tidak selamanya sesuai dengan keinginan kita tetapi Allahlah yang Maha Tahu bentuk balasan apa yang saat ini dan yang akan datang yang amat sangat kita butuhkan.

Maka konsisten dengan segala bentuk kebaikan adalah keberuntungan dan kebahagiaan, menghentikannya adalah awal sebuah penderitaan

Ini adalah kisah nyata seorang hamba Allah bernama Ibnu Jad'aan dengan kedermawanannya yang terjadi kira-kira seratus tahun yang lalu di Saudi Arabia.

Dia (Ibnu Jad'aan) mengatakan selama musim semi dia sering pergi keluar. Dia menemukan unta-untanya dalam keadaaan sehat dan baik. Unta-unta betina memiliki susu yang penuh seolah-olah memancar keluar sewaktu-waktu. Setiap kali seekor anak unta mendakati ibunya, air susu akan mengalir dengan melimpah dan penuh berkah.

Tatkala aku (Ibnu Jad'aan) melihat salah satu dari untaku dan anaknya, aku teringat tetanggaku yang miskin yang memiliki tujuh orang anak perempuan. Jadi aku berkata pada diriku, demi Allah aku akan memberikan unta ini dan anaknya sebagai sedekah kepada tetanggaku , karena aku teringat Firman Allah di dalam QS Al-Imran : 92.


لَن تَنَالُواْ ٱلۡبِرَّ حَتَّىٰ تُنفِقُواْ مِمَّا تُحِبُّونَۚ وَمَا تُنفِقُواْ مِن شَىۡءٍ۬ فَإِنَّ ٱللَّهَ بِهِۦ عَلِيمٌ۬
“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebaikan [yang sempurna], sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya”

“Dan yang paling aku cintai diantara hewan ternakku adalah unta betina ini. Jadi aku membawanya dan mengetuk pintu tetanggaku. Aku berharap dia mau menerima sebagai sedekah dariku. Ku lihat wajahnya yang sendu menjadi ceria akan kebahagiaan datang dan tak mampu berkata apapun”.

Setelah itu tetangganya mendapatkan manfaat dari susunya, unta tersebut dapat pula membantunya bekerja membawa kayu, dan saat unta melahirkan anak, sebagian bisa dijualnya. Tetangga miskin itu mendapatkan berkah atas unta yang diberikan.


Musim semi berlalu, musim panas yang kering datang dan orang Badui mulai mencari air dan rumput. Kami mengumpulkan barang-barang kami dan meninggalkan tempat kami untuk mencari air dan masuk kedalam ”duhool” atau 'lubang' di bumi, yang terletak di bawah tanah dan mengarah ke sumber air di bawah tanah. Orang badui sangat mengenal baik tempat seperti ini.

Aku (yakni Ibnu Jad'aan) masuk ke dalam salah satu lubang untuk membawa air buat diminum. Ketiga putranya menunggunya di luar. Namun Ibnu Jad’aan tidak kembali. Mereka menunggunya satu, dua dan tiga hari dan akhirnya menjadi putus asa.

Mereka berfikir mungkin bapaknya telah mati digigit ular. Putranya tidak berusaha menolong (naadzubillah min dzalik), bahkan sebaliknya berusaha membagi warisan dengan serakah.

Lalu mereka pulang ke rumah dan membagi harta warisan. Mereka teringat bahwa sang ayah (Ibnu Jad'aan) memberikan unta betina ke tetangga miskin. Mereka beranjak ke tetangga tersebut dan mengatakan kepadanya untuk meminta kembali atau dengan diambil secara paksa.

Tetangga miskin itu sedih dan akan melaporkannya kepada Ibnu Jad’aan, tapi ketiga anaknya memberitahukan bahwa ia telah meninggal dan menceritakan kejadiannya.

Tetangga miskin itu berkata: "Demi Allah aku akan mencari tempat tersebut, ambillah unta betina ini dan lakukan apapun yang kamu mau dan aku tidak berharap untamu kembali kepadaku!"

Ketiga anak yang serakah ini membawa untanya pergi. Sepeninggal mereka, si tetangga miskin itu pergi berusaha melihat tempat lubang tersebut. Dengan membawa tali, menyalakan obor, dan kemudian ia melangkah masuk kedalamnya. Ia merayap namun terguling dan dalam keadaan gelap ia merasakan adanya uap air yang mendekat dan tiba-tiba dia mendengar suara seorang lelaki merintih dan mengerang.

Ia berusaha mencari ke arah suara tersebut dan tangannya menggapi tangan orang itu (Ibnu Jad'aan). Tetangga miskin itu memeriksa dan mendapatinya masih bernafas. Dipapahnya keluar dan diberikannya minuman.

Dia membawa ke rumahnya dengan digendong keatas punggungnya, sementara anak-anaknya tidak ada satupun yang tahu. Setelah pulih, dia kemudian bertanya kepada Ibnu Jad’aan: "Katakan kepadaku, demi Allah, selama seminggu kamu berada di bawah tanah tetapi tidak meninggal ”


"Saya akan ceritakan sesuatu yang aneh ..." Ibnu Jad’aan menjelaskan: "... ketika aku berada di dalam sana, aku tersesat, aku berkata : lebih baik aku tinggal dekat yang ada airnya sehingga aku bisa minum. Namun kelaparan tidak punya belas kasihan dan air sudah mulai habis. Lalu setelah tiga hari kelaparan, aku terbaring dan menyerah diri kepada Allah dan meletakkan semua urusan di tanganNya. Tiba-tiba aku merasakan kehangatan tuangan susu ke mulutku. Aku terduduk di tengah-tengah kegelapan dan aku melihat sebuah panci datang menghampiriku. Aku minum darinya dan kemudian ia pergi! Hal ini terjadi tiga kali dalam sehari, tetapi dua hari terakhir ini berhenti dan aku tidak tahu apa yang terjadi. "

Tetangganya kemudian memberitahukan kepadanya: "Jika anda tahu alasannya Anda pasti akan kagum! Putra anda berfikir bahwa anda telah meninggal dan mereka datang kepadaku dan untuk mengambil unta betina yang Allah (Subhaanahu Wa Ta'Aala) telah berikan susunya kepada Anda!"

“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS: At Talaaq, 2-3) http://www.rumah-yatim-indonesia.org/

Jika kita belum mampu memberikan Yang Terbaik, mari kita belajar Meng-Abadikan Yang Tersisa.

May 26, 2010

HARGA SEBUAH KEKUASAAN = 1 GELAS AIR SAJA



Khalifah Harun Ar Rasyid sedang dalam sebuah perjalanan melintasi sebuah gurun pasir menunggangi unta. Bersamanya Seorang Penasehat yang bijak, Ibnu As Samak. Perjalanan panjang di siang yang panas. Terik matahari membuat dehidrasi dan sang khalifah pun kehausan. Pada satu tempat yang teduh, Harun ar Rasyid menepi.

Ibnu Samak menawarkan segelas air sambil berujar, “Khalifah…, dalam kondisi panas dan tenggorokan kehausan, andaikata kau tidak dapatkan air untuk minum kecuali dengan harus mengeluarkan separuh kekuasaanmu, sudikah engkau membayar dan mengeluarkannya? !”

Tanpa pikir panjang khalifah ar Rasyid menjawab, “Tentu Aku bersedia membayarnya seharga itu asal tidak mati kehausan!”

Maka usai mendengarnya, Ibnus Samak memberikan segelas air itu dan khalifah pun tidak lagi kehausan.

Kemudian Ibnu Samak melontarkan pertanyaan lagi, “Wahai Khalifah, andai air segelas yang kau minum tadi tidak keluar dari lambungmu selama beberapa hari tentulah amat sakit rasanya. Perut jadi gak keruan dan semua urusan jadi berantakan karenanya. Andai kata bila kau berobat demi mengeluarkan air itu dan harus menghabiskan separuh kekayaanmu lagi, akankah kau sudi membayarnya? ”

Mendengar itu, sang khalifah merenungi kondisi yang disebut oleh Ibnu Samak. Seolah mengamini maka khalifah menjawab, “Saya akan membayarnya meski dengan separuh kekuasaanku !”

Mendengar jawaban dari sang khalifah, maka Ibnus Samak sang penasehat raja yang bijak kemudian berkomentar, “O…., kalau begitu seluruh Kekuasaan yang khalifah miliki itu rupanya hanya senilai segelas air saja!”

"Seandainya kalian menghitung nikmat Allah, tentu kalian tidak akan mampu"( QS,An-Nahl: 18)

Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?" QS. ar-Rahman (55) : 13

Sumber : RUMAH YATIM INDONESIA

May 24, 2010

MENCARI SOLUSI DENGAN MEMBERI

Sahabat, ternyata untuk mencari solusi dari kemelut masalah yang menyelimuti disetiap langkah kehidupan kita tidak harus selalu dengan upaya dan kerja keras untuk mendapatkan segala yang kita inginkan untuk keluar dari masalah itu, tetapi bisa jadi dengan memberikan sebagian dari apa yang dikaruniakan kepada kita, kita akan mendapatkan solusi yang selama ini kita cari.

Dibawah ini sebuah ilustrasi Sunnatullah yang dapat menginspirasi kita dalam mengambil kebijakan untuk keluar dari setiap masalah yang sedang kita hadapi.

Dua anak kecil, kakak adik, tampak sibuk di sebuah pojok pekarangan rumah. Salah satu dari mereka terlihat menelungkup seperti mengambil sesuatu dari balik lubang kecil. Sementara yang satunya lagi begitu serius memperhatikan sang kakak. Sambil sesekali ikut melongok ke arah lubang, tangan kanannya tetap erat mencekal ranting kecil.

“Dapat, Kak?” ujar sang adik menampakkan wajah penasaran.

“Belum, Dik. Lubangnya dalam sekali!” jawab sang kakak yang masih ingin mencoba merogohkan tangannya lebih dalam ke pangkal lubang.

Rupanya, dua anak itu sedang berusaha mengambil sebuah bola pimpong yang masuk ke lubang. Tibalah giliran sang adik mengorek-ngorek lubang dengan rantingnya. Ia berharap, bola pimpong bisa tersangkut di ujung ranting dan tercungkil keluar lubang. Tapi, selalu saja ia gagal.

Di tengah kebingungan itu, seorang ibu menghampiri mereka. Ia melongok-longok mencari tahu apa yang sedang dilakukan dua anaknya dengan sebuah lubang. Tak lama kemudian, sang ibu pun mengangguk pelan.

“Belum berhasil, Nak?” tanya sang ibu sambil memberikan isyarat kehadirannya.

“Belum, Bu. Lubangnya dalam sekali!” ujar kedua bocah itu memperlihatkan keputusasaan.

“Nak,” ujar sang ibu sambil memegang dua pundak anak-anaknya. “Coba kau isikan air ke lubang. Insya Allah, lubang akan memberikan kalian bola!”

Mencari solusi dalam problematika hidup tak ubahnya dengan upaya mengeluarkan sesuatu yang kita inginkan dari dalam lubang yang dalam dan gelap. Butuh cara bijaksana agar yang kita inginkan bisa kita dapatkan dengan mudah.

Sayangnya, tak semua kita mampu bijaksana menyikapi lubang problematika hidup tersebut. TAK BANYAK YANG MEMAHAMI BAHWA MENCARI SOLUSI DARI MASALAH TIDAK SELALU DENGAN UPAYA INGIN MENDAPATKAN SESUATU. TAPI JUSTRU DENGAN SEMANGAT MEMBERI. DARI MEMBERI ITULAH, KITA MENDAPATKAN SESUATU YANG KITA INGINKAN.

Tepat sekali apa yang diucapkan sang ibu kepada dua anaknya, “Penuhi lubang dengan air, ia akan memberimu bola!”.

Oleh karena itu jangan pernah letih denganpekerjaan memberi karena dengan memberi setiap langkah kita selalu diringi dengan solusi. http://www.rumah-yatim-indonesia.org/

INDAH PADA WAKTUNYA



Dari teman...

Kadang kita bertanya dalam hati dan menyalahkan Tuhan, " apa yang telah saya lakukan sampai saya harus mengalami ini semua ? " atau " kenapa Tuhan membiarkan ini semua terjadi pada saya ? "

Here is a wonderful explanation...........
Seorang anak memberitahu ibunya kalau segala sesuatu tidak berjalan seperti yang dia harapkan...Dia mendapatkan nilai jelek dalam raport, putus dengan pacarnya, dan sahabat terbaiknya pindah ke luar kota.

Saat itu ibunya sedang membuat kue, dan menawarkan apakah anaknya mau mencicipinya, dengan senang hati dia berkata,
"Tentu saja, I love your cake."
"Nih, cicipi mentega ini, " kata Ibunya menawarkan.
"Yaiks," ujar anaknya.
"Bagaimana dgn telur mentah ?".
"You're kidding me, Mom."
"Mau coba tepung terigu atau baking soda?"
"Mom, semua itu menjijikkan."

Lalu Ibunya menjawab, " ya, semua itu memang kelihatannya tidak enak jika dilihat satu per satu.
Tapi jika dicampur jadi satu melalui satu proses yang benar, akan menjadi kue yang enak."

Tuhan bekerja dengan cara yang sama.
Seringkali kita bertanya kenapa Dia membiarkan kita melalui masa - masa yang sulit dan tidak menyenangkan.
Tapi Tuhan tahu jika Dia membiarkan semuanya terjadi satu persatu sesuai dengan rancangan Nya, segala sesuatunya akan menjadi sempurna tepat pada waktunya.

May 14, 2010

JANGAN PERNAH MENYERAH


Allah subhanahu wata’ala berfirman, artinya, "Manusia telah dijadikan (bertabiat) tergesa-gesa. Kelak akan Aku perlihatkan kepadamu tanda-tanda (adzab)-Ku. Maka janganlah kamu minta kepada-Ku mendatangkannya dengan segera." (QS. al-Anbiya': 37)

Sahabat, ada sifat dasar kita yang harus selalu kita waspadai yaitu tergesa-gesa, maunya ingin cepat sukses, ingin cepat kaya, ingin cepat sembuh, ingin cepat cantik dan tampan, ingin cepat nikah, ingin cepat punya mobil dan rumah, ingin cepat punya gaji tetap dan passive income. Pokoknya semua harus serba GPL lah ( Gak Pake Lama ).

Tidakkah kita sadari bahwa Allah saja menciptakan Manusia, Alam semesta dan kehidupan ini melalui proses yang sangat panjang, padahal Dia sangat kuasa untuk menjadikan semuanya itu dengan instan, cukup dengan satu kata perintah ” KUN FAYAKUN ”= Jadi maka jadilah, tetapi mengapa itu tidak Dia lakukan ?, itulah cara Allah SWT memberi pelajaran kepada kita tentang arti sebuah PROSES.

Suatu hari, seorang pemuda hendak menimba ilmu bela diri kepada seorang guru kungfu. Sang Guru pun menerimanya sebagai murid dengan beberapa syarat.”Setiap pagi engkau harus menimba air dari sungai lalu mengangkatnya ke rumahku yang letaknya di atas bukit.” Sang Pemuda menyetujuinya. Demikianlah, ia melakukan tugas tersebut setiap hari. Ia mengambil air dari sungai dan membawanya dengan dua buah ember. Karena bak air di rumah sang Guru begitu besar, si pemuda harus bolak-balik, naik dan turun bukit, sampai beberapa kali.

Tak terasa tiga bulan sudah berlalu. Si pemuda mulai gelisah.”Mengapa Guru belum juga mengajariku ilmu bela diri. Jangankan jurus-jurus jitu, dasar-dasarnya saja belum pernah dia ajarkan. Masa kerjaku hanya mengangkat air. Sungguh pekerjaan yang tidak berguna.” Kemudian ia memutuskan untuk mendatangi gurunya “Guru, aku sudah mulai lelah dengan tugas yang kau berikan. Setiap hari aku harus bangun pagi-pagi menimba air dan barus beristirahat ketika senja mulai tiba. Kapan Guru akan mengajariku ilmu pamungkas? Kalau begini terus, lebih baik aku berhenti saja!” katanya sedikit marah.

Sang guru diam sejenak lalu mengajaknya pergi ke kebun belakang. “kamu lihat tanaman bambu dan pakis itu?” katanya sambil menunjuk tanaman yang ada di depannya. Si pemuda mengangguk. “tanaman bambu dan pakis itu aku tanam dalam waktu yang bersamaan. Ketika pertama kali menanamnya, aku merawat benih-benih itu dengan saksama. Kemudian, pakis-pakis itu tumbuh dengan sangat cepat, warna hijaunya yang menawan menutupi tanah. Tidak ada yang terjadi pada benih bambu, tetapi aku tidak berhenti merawatnya. Dalam tahun kedua, pakis-pakis itu tumbuh lebih cepat dan lebih banyak lagi. Namun, tetap tidak terjadi apa-apa pada benih bambu. Aku tetap tidak menyerah. Dalam tahun ketiga tetap tidak ada yang tumbuh dari benih bambu, tetapi aku terus saja merawatnya, begitu juga dengan tahun keempat. Lalu pada tahun kelima sebuah tunas kecil muncul dari dalam tanah. Dibandingkan dengan pakis, tunas itu kelihatan begitu kecil dan tampak tidak berarti. Namun enam bulan kemudian, bambu ini tumbuh pesat dan tingginya mencapai lebih dari 100 kaki. Dia membutuhkan waktu lima tahun untuk menumbuhkan akar-akarnya. Akar-akar itu membuatnya kuat dan memberikan apa yang dia butuhkan untuk bertahan.”

Sang Khalik tidak akan memberikan kita tantangan yang tidak bisa kita hadapi. Dari semua pergumulan hidup, entah masalah di tempat kerja, rumah tangga, pertemanan yag tak kunjung berakhir, sebenarnya kita sedang menumbuhkan akar-akar kita. Mungkin hari-hari yang kita jalani tampak tidak bermakna tanpa perubahan. Namun, sebenarnya melalui pengalaman dan perjalanan hidup yang kita lalui, kita sedang melatih diri membangun karakter dan fondasi hidup yang kokoh.

Mungkin saat ini kita belum melihat apa-apa. Tidak ada sesuatu yang terjadi dalam hidup kita. Tetapi alam semesta ini tidak pernah menyerah pada kita, sama halnya seperti guru kungfu dalam cerita di atas. Dia terus menunggu, “merawat” , “memupuk”, bahkan beberapa tahun ke depan, kita akan tumbuh menjadi pribadi yang unggul bahkan pertumbuhan kita akan melebihi orang-orang biasa lainnya. Your time is come! Yakinilah Saatnya akan tiba Itu semua bergantung pada pribadi kita. Karena itu, jangan pernah menyerah dan putus asa dengan segala keadaan kita.

Jika kita gagal tujuh kali, bangkitlah untuk yang kedelapan kali agar kita pun menikmati jerih lelah kita selama ini. KITA SEMUA PASTI BISA SELAMA KITA SENANTIASA BERSAMA ALLAH YANG MAHA BISA.

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapatkan pahala (dari kebajikan) yang diusahakan dan ia mendapat siksa ( dari kejahatan ) yang dikerjakan. ( QS 2:286 )
http://www.rumah-yatim-indonesia.org