Sudah lama saya selalu mencarii cari, apa itu malam lailatul qadar. Setiap kali ramadhan, saya ingin mendapatkan itu, malam yang lebih baik dari seribu bulan. Yang saya tahu, malam itu adalah malam ganjil, entah bagaimana perhitungan ganjil, saya kurang tahu. Apakah jika ini tanggal 25 ramadhan lalu malamnya akan ada lailatul qadar, atau pada tanggal 24 malamnya yang akan ada lailatul qadar. Pengetahuan saya sangatlah sedikit.
Saya juga hanya tahu malam lailatul qadar itu dari lagu Bimbo,
Margasatwa tak berbunyi.
Gunung menahan nafasnya.
Angin pun berhenti.
Pohon-pohon tunduk.
dalam gelap malam.
Pada bulan suci.
Qur’an turun ke bumi.
Qur’an turun ke bumi.
Dalam bayangan saya, seperti apa malam itu ya? Pohon-pohon apakah bersujud? atau bagaimana rasanya malam seperti itu?
Pernah dengar cerita, bahwa ada seorang non muslim, yang sedang memikirkan tentang Tuhan yang menciptakan dunia beserta isinya, pada malam ramadhan, beliau duduk di teras rumah dan berfikir. Pada saat itu, tiba-tiba saja beliau melihat malam lailatul qadar. Hm, seroang non muslim, lalu kenapa Saya yang sudah muslim belum juga bisa melihat lailatul qadar ini?
Jakarta diguyur hujan seharian, tanggal 6 September 2010. Di televisi saya melihat para pembawa berita mengenakan payung dan pakain jas hujan. Di Cikampek, Di Bandung, Di Sumedang. Semua hujan dari pagi. Hm...
Malamnya enak sekali buat tidur. Saya tertidur mungkin jam 23.30 malam, karena keletihan sejak pagi. Saya tidak bisa membantu suami yang masih saja mengerjakan pekerjaannya. Duniawi-lah.
Saya belum shalat Isya. Tiba-tiba pukul 3.40 WIB saya bangun. Kaget!Dan langsung ambil wudhu, sembari berfikir "hm alangkah baiknya kalau saat ini adalah lailatul qadar..." tapi kemudian saya berfikir lagi "siapa saya, mau diperlihatkan lailatul qadar oleh Allah? Banyak orang yang sudah melakukan itikaf di mesjid. Saya ngapain? sedang taraweh sejak awal ramadhan saja tidak saya kerjakan. Malah sibuk menjaga anak di rumah sakit yang kena dbd dan selalu tertidur di malam hari karena kecapean mengurus urusan duniawi sejak pagi." Saya tersenyum sendiri. "Ya sudahlah yang penting shalat dulu, keburu abis waktunya nih!"
Selesai shalat, saya tiba2 melihat ke jendela, terlihat tanaman daun-daunan di luar. "Hm aneh.." Tiba tiba saja ada dorongan dalam diri saya "Hayo! lihat keluar! Siapa tahu..." dorongan yang sangat kuat. Tapi Saya tidak bisa menemukan kunci pintu depan. Akhirnya saya mengintip saja. Apa yang saya lihat adalah, SELURUH DAUN DAUNAN TIDAK ADA YANG BERGERAK! SATUPUN! SEMUA SEPERTI TERDIAM!.
Akhirnya pembantu saya bangun dan menemukan kunci, saya buka pintu depan rumah dan lari keluar. Melihat ke semua pohon-pohon yang ada, rumput-rumput, daun-daun...YA! SEMUANYA TIDAK ADA YANG BERGERAK!
"Kenapa semua daun ini pada diam ya? kok nggak ada yang bergerak ya?" tanya saya bergumam sendiri.
Pembantu saya tiba-tiba nyeletuk "Ya iyalah nggak bergerak, orang nggak ada angin!"
Saya langsung merinding, ingat lagu Bimbo, 'Ya Allah..benarkah? Jika ya, saya ingin menyaksikan kebaikan yang ada pada malam ini, malam yang baik dibandingkan 1000 bulan!'
Memang tidak ada suara hewan, satupun.. tidak ada suara! nyaris sepiiiiiiii... dan damai! setelah seharian diguyur hujan, tanah benar-benar basah. Saya sulit menggambarkan kondisinya, tapi saya sudah keburu takjub dengan keheningan malam tadi.
"Ya Allah jika ini memang adalah malam lailatul qadar, betapa saya bersyukur ke hadapan Mu, ya Rabbi telah diberikan anugerah dengan menjadi saksi bagaimana itu malam lailatul qadar!"
Subhanallah, Alhamdulillah.. La-ila-ha-ilallah...Allahu Akbar...
hanya itu yang terucapkan dari mulut saya.
Akhirnya kami menyantap sahur. Setelah sahur selesai saya kembali keluar. Suasana masih seperti tadi. Tapi begitu terdengar suara adzan subuh, dengan kaget, saya baru sadar ternyata hewan hewan malam baru saja mengeluarkan suaranya. Ada suara kodok disana sini menyaingi suara adzan.
Malam telah usai.
Paginya bangun, udara sejuk, matahari bersinar cerah.
Masih bertanya "apakah tadi malam lailatul Qadar?" saya tetap tidak berani memastikan, "siapa saya?"
Saya searcging di google, dapat artikel ini http://www.alsofwah.or.id/?pilih=rdnlihat&id=11
Di dalam sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan terdapat Lailatul Qadr yaitu suatu malam yang dimuliakan oleh Allah dari malam-malam lainnya. Pada malam itu Allah memberikan keutamaan dan kebaikan yang teramat banyak kepada ummat Islam. Allah Subhaanahu wa Ta'ala telah menjelaskan tentang malam itu di dalam firman-Nya, artinya, "Haa Miim. Demi Kitab (al-Qur'an) yang menjelaskan. Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan.. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah, (yaitu) urusan yang besar dari sisi Kami.Sesungguhnya Kami adalah yang mengutus rasul-rasul, sebagai rahmat dari Rabbmu.Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui, Rabb Yang memelihara langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya, jika kamu adalah orang yang menyakini. Tidak ada ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang menghidupkan dan Yang mematikan.(Dialah) Rabbmu dan Rabb bapak-bapakmu yang terdahulu." (QS. ad-Dukhan :1-8)
Allah Subhannahu wa Ta'ala telah menyifati malam itu dengan mubarakah (yang diberkahi) karena banyaknya kebaikan, berkah dan keutamaannya. Di antara berkah itu adalah bahwa al-Qur'an diturunkan pada malam Lailatul Qadr ini. Allah Subhaanahu wa Ta'ala juga menyebutkan bahwa malam itu adalah malam yang di dalamnya dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah. Allah Subhaanahu wa Ta'ala memerinci di dalam Lauhul Mahfudz agar ditulis para malaikat penulis berbagai hal yang ditetapkan Allah Subhaanahu Wa Ta'ala sepanjang tahun, baik berupa rizki, ajal, kebaikan, keburukan dengan penuh hikmah dengan sangat jelas dan teliti, tanpa ada kekeliruan, kebodohan dan kebatilan. Demikianlah ketetapan Dzat Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Allah Subhannahu wa Ta'ala juga telah berfirman, artinya, "
Sesungguhnya Kami telah menurunkan nya (al-Qur'an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Rabbnya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar." (QS. al-Qadr:1-5)
Al Qadr artinya asy-Syarfu wat Ta'dzim (mulia dan agung) dan juga memiliki arti at-Taqdir wal Qadla' (ketetapan dan keputusan). Disebut demikian karena malam itu merupakan malam yang mulia dan agung yang pada malam tersebut Allah menetapkan berbagai perkara penuh hikmah yang terjadi sepanjang tahun.
Berdasarkan ayat,"hatta mathla'i'l fajr, " maka batas lailatul qadr adalah jika telah terbit Fajar (Shubuh) yang menandakan selesainya berbagai aktivitas ibadah malam hari.
Adapun keutamaan Laitul Qadr berdasarkan surat al-Qadr ini adalah sebagai berikut:
Bahwasanya Allah menurunkan al-Qur'an pada malam tersebut, yang dengan al-Qur'an itu manusia dapat mengambil petunjuk untuk menggapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Dalam firman Allah yang berupa pertanyaan, artinya "Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?" Menunjukkan kebesaran dan keagungan malam tersebut.
Bahwa malam itu lebih baik daripada seribu bulan dalam hal kemuliaan dan keutamaannya.
Pada malam itu para malaikat turun, dan tidaklah malaikat turun kecuali dengan membawa kebaikan, berkah dan rahmat.
Malam itu penuh dengan keselamatan karena banyak orang yang diselamatkan oleh Allah ƒ¹ƒndari siksa dan adzab disebabkan mereka melakukan berbagai macam ketaatan kepada Allah di malam itu.
Bahwa pada malam itu Allah Subhannahu wa Ta'ala menurunkan satu surat yang senantiasa dibaca hingga hari kiamat.
Ada pun keutamaan Lailatul Qadr berdasarkan hadits Nabi Shalallaahu alaihi wasalam adalah seperti yang diriwayatkan Imam al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah zbahwa Nabi Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, "Barang siapa shalat malam pada malam lailatul qadr karena iman dan mengharap pahala (ihtisab) maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu."
Yang dimaksud dengan iman di sini adalah percaya kepada Allah Subhaanahu wa Ta'ala dan kepada apa yang disediakan Allah berupa pahala bagi siapa saja yang menghidupkan malam itu, sedang ihtisab memiliki arti mengharapkan pahala dan balasan. Keutamaan ini akan didapatkan oleh siapa saja, baik yang mengetahui bahwa malam itu adalah Lailatul Qadr atau yang tidak mengetahuinya, karena Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam tidak mensyaratkan bahwa yang mendapatkan pahala harus orang yang tahu Lailatul Qadr ini.
Lailatul Qadr Ada di Bulan Ramadhan
Lailatul Qadr terjadi pada bulan Ramadhan, karena Allah Subhaanahu wa Ta'ala menurunkan al-Qur'an pada malam itu. Sedangkan Allah telah menjelaskan bahwa turunnya al-Qur'an adalah pada bulan Ramadhan. Allah berfirman, artinya, "Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (al-Qur'an) pada malam kemuliaan." (QS. al-Qadr:1)
Dalam firman-Nya yang lain disebutkan, artinya,"(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al-Qur'an." (QS. al-Baqarah :185)
Berdasarkan ayat ini maka jelas sekali bahwa Lailatul Qadr itu terjadi pada bulan Ramadhan, dan ia terus ada pada ummat ini hingga hari Kiamat berdasarkan hadits riwayat imam Ahmad dan an-Nasa'i dari Abu Dzar dia berkata, "Wahai Rasulullah, beritahukanlah kepadaku tentang Lailatul Qadr, apakah dia itu di bulan Ramadhan atau lainnya? Maka Nabi n menjawab, "Dia ada di bulan Ramadhan." Abu Dzar zberkata, "Dia ada bersama para nabi selagi mereka masih hidup, maka apabila para nabi meninggal apakah Lailatul Qadr itu diangkat atau tetap ada hingga hari Kiamat? Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, "Dia tetap ada hingga hari Kiamat."
Akan tetapi besarnya keutamaan dan pahala secara khusus bagi ummat ini hanya Allah Subhannahu wa Ta'ala yang mengetahui nya, sebagaimana ummat ini juga telah dikhusukan dengan hari Jum'at dari hari-hari lainnya dengan berbagai keutamaan -walillahil hamd-
Lailatul Qadr di Sepuluh Akhir Ramadhan
Lailatul Qadr ada pada sepuluh akhir Ramadhan, berdasarkan sabda Nabi saw, "Carilah Lailatul Qadr di sepuluh malam akhir pada bulan Ramadhan." (Muttafaq 'alaih)
Dan kemungkinan terjadi pada malam-malam yang ganjil lebih besar daripada malam-malam yang genap, berdasarkan sabda Nabi Shalallaahu alaihi wasalam, "Carilah lailatul qadr itu pada malam yang ganjil pada sepuluh akhir dari bulan Ramadhan." (HR. al-Bukhari)
Dan lebih mendekati lagi adalah pada tujuh malam terakhir berdasarkan hadits dari Ibnu Umar bahwa beberapa orang shahabat Nabi Shalallaahu alaihi wasalam bermimpi melihat Lailatul Qadr terjadi pada tujuh malam terakhir bulan Ramadhan. Maka Nabi Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, "Aku melihat bahwa mimpi kalian adalah benar pada tujuh malam terkahir. Maka barang siapa mencarinya maka hendaknya dia mencari pada tujuh malam terakhir." (Muttafaq alaih).
Dan dalam riwayat Muslim Nabi bersabda, "Carilah ia pada sepuluh malam terakhir, jika salah seorang dari kalian merasa lelah atau lemah maka jangan sampai terlewatkan pada tujuh malam yang tersisa."
Dan di antara tujuh malam terakhir yang paling mendekati adalah pada malam ke dua puluh tujuh. Ini berdasarkan hadits Ubay bin Ka'ab dia berkata, " Demi Allah sungguh aku mengetahui mana malam yang pada malam itu kita semua diperintahkan oleh Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam untuk melakukan shalat malam, yaitu malam dua puluh tujuh." (HR Muslim).
Lailatul Qadr tidak terjadi pada malam tertentu secara khusus dalam setiap tahunnya, namun berubah-ubah atau berpindah-pindah. Mungkin pada suatu tahun terjadi pada malam dua puluh tujuh dan pada tahun yang lain terjadi pada malam dua puluh lima, dan demikian seterusnya sesuai dengan kehendak Allah Subhannahu wa Ta'ala dan hikmah-Nya. Ini ditunjukkan dalam sebuah sabda Nabi Shalallaahu alaihi wasalam, "Carilah ia pada sembilan terakhir, atau tujuh terakhir, atau lima terakhir." (HR. al-Bukhari).
Disebutkan di dalam kitab Fathul Bari bahwa malam itu terjadi pada malam yang ganjil pada sepuluh hari terkahir Ramadhan, dan bahwasanya dia berpindah pindah.
Hikmah Dirahasiakannya Lailatul Qadr
Allah Subhannahu wa Ta'ala merahasiakan kapan terjadinya lailatul qadr kepada hamba-hamba-Nya tidak lain adalah sebagai rahmat bagi mereka agar mereka banyak-banyak mengerjakan amal kebaikan dalam rangka mencari malam itu. Yaitu dengan banyak melakukan shalat, dzikir, do'a dan lain-lain sehingga terus bertambah kedekatan nya kepada Allah , dan bertambah pula pahala mereka. Allah juga merahasiakan itu sebagai ujian agar diketahui siapakah yang sungguh- sungguh di dalam mencarinya dan siapa yang bermalas-malasan dan meremehkannya. Karena orang yang berkeinginan mendapatkan sesuatu maka dia pasti akan bersungguh- sungguh untuk memperolehya, tanpa mempedulikan rasa letih dalam rangka menempuh jalan untuk mencapainya.
Lailatul Qadr adalah malam dibukanya seluruh pintu kebaikan, didekatkannya para kekasih Allah, didengarkannya permohonan dan dijawabnya doa. Amal kebaikan pada malam itu ditulis dengan pahala sebesar besarnya, malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Maka hendaknya kita berusaha untuk menggapainya.
Sumber: Majalis Syahr Ramadhan hal 104-107, Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah (Ibnu Djawari)