Search This Blog

December 20, 2008

Fiqih Khitan

 

Dari buku Al Wajiz oleh Abdul Azhim bin Badawi Al-Khalafi, Pustaka As-Sunah.Hal 68-69

Hukumnya wajib atas laki2 & perempuan, karena ini termasuk syiar Islam.

"Campakkan darimu syiar kekufuran dan berkhitanlah! (Hasan : Shahihul Jamius Shaghir no 1251...)

Khitan berasal dari ajaran Nabi Ibrahim. 

Dari Abu Hurairah sa bahwa Nabi Saw bersabda, "Nabi Ibrahim Khalilur Rahman berkhitan setelah berusia 80 tahun" (Muttafaqun Alaih, Muslim IV : 1839 no 370).

"Bahwa Rasulullah Saw mengaqiqahi Hasan dan Husein dan mengkhitan keduanya pada hari ke-7" (Abi Thabrani al-Muu;jam ash-Shagir II : 122 no 891).

Tapi ada pendapat lainnya yang bilang bahwa khitan untuk anak perempuan itu tidak wajib alias sunah hukumnya.  http://www.ustsarwa t.com/search. php?id=117632572 5

Buat sebagian kalangan ulama, sunat atau khitan bagi wanita hukumnya mandub atau sunnah. Bukan merupakan sebuah kewajiban. Sehingga pernyataan teman wanita anda yang mengatakan bahwa hukumnya sunnah, memang tidak bisa disalahkan. Paling, menurut sebagian ulama.

Kalau kita telusuri dalam kitab-kitab fiqih, kita akan temukan beberapa pendapat ulama yang mengatakan bahwa khitan itu sunnah. Misalnya mazhab Maliki, mazhab Hanafi dan Hanbali.

Pendapat mereka ini berlandaskan kepada dalil-dalil syar''i yang memang secara tegas menyebutkan kesunnahan khitan. Misalnya hadits berikut ini

Dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah SAW, "Khitan itu sunnah buat laki-laki dan memuliakan buat wanita." (HR Ahmad dan Baihaqi)

Tetapi ada juga sebagian ulama yang berpendapat bahwa khitan itu hukumnya wajib, bukan hanya untuk laki-laki tetapi juga untuk perempuan. Kita akan menemukan di dalam kitab-kitab fiqih lainnya, misalnya fiqih As-Syafi''i semisal kitab Almajmu'' syarah Al-Muhazzab pada jilid 1 halaman 284/285.

Hal yang sama juga akan kita temukan di dalam kitab fiqih mazhab Syafi''i lainnya, misalnya kitab Al-Muntaqa jilid 7 halaman 232.

Kewajiban khitan juga ada di dalam mazhab Hanbali, bila kita lihatkitab Kasysyaf Al-Qanna'' jilid 1 halaman 80 dan juga kitab Al-Inshaaf jilid 1 halaman 123.

Mereka mengatakan bahwa hukum khitan itu wajib baik baik laki-laki maupun bagi wanita. Dalil yang mereka gunakan adalah ayat Al-Quran dan sunnah:

Kemudian kami wahyukan kepadamu untuk mengikuti millah Ibrahim yang lurus (QS. An-Nahl: 23).

Di dalam ayat ini, Allah memerintakan kita untuk mengikuti millah (ajaran) nabi Ibrahim as. Salah satunya adalah khitan.Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits nabawi yang menegaskan bahwa nabi Ibrahim as melakukan syiar agama berupa khitan.

Dari Abi Hurairah ra. Berkata bahwa Rasulullah SAW bersbda, �Nabi Ibrahim as. Berkhitan saat berusia 80 tahun dengan kapak. (HR Bukhari dan muslim)

Dan juga hadits yang berbunyi,

Potonglah rambut kufur darimu dan berkhitanlah (HR HR As-Syafi''i dalam kitab Al-Umm yang aslinya dri hadits Aisyah riwayat Muslim).

Dan terakhir, ada juga pendapat yang mewajibkan khitan buat laki-laki, tetapi tidak wajib bagi perempuan. Pendapat ini dipengang oleh Ibnu Qudamah dalam Al-Mughni, yaitu khitan itu wajib bagi laki-laki dan mulia bagi wanita tapi tidak wajib. (lihat Al-Mughni 1-85)

Demikian perbedaan pendapat di kalangan ulama tentang hukum khitan, khususnya bagi perempuan. Semoga bermanfaat dan menambah sedikit wawasan kita tentang ilmu syariah. Amien.

Cuman untuk masalah dirayakan atau tidak, itu sih pilihan menurut Saya. Kalau kata Agung teman Saya, itu lebih untuk membahagiakan sang anak. Orang tua mana yang nggak pingin anaknya bahagia.

Again, ini juga menurut Saya, adat! Sama seperti perayaan menjelang naik haji. Tahlilan untuk hari ke-7, 40 dan 100... tapi selama itu tidak merupakan syirik mah.... mangga weeee

November 9, 2008

Eksekusi Amrozi Cs



Tepat pada dini hari tadi (9/11/2008), pukul 00.15 amrozi CS sudah di eksekusi mati dengan hukuman dengan cara tembak. Demikian kapuspenkum kejagung mengumumkan melalui media massa.
Proses pengiriman jenazah pun lain dari yang lain. Menggunakan helikopter!
Pada saat mau dieksekusi seluruh jaringan telepon selular di wilayah cilacap (terutama dekat Nusakambangan) mati. Nyaris eluruh wartawan yang sudah berkumpul disana mati kutu. Tidak bisa berkomunikasi dengan teman yang berjarak ratusan meter dari mereka.
Padahl di TV one, telah diberitahukan tempat bakal dilakukannya eksekusi 3 hari sebelum eksekusi dilakukan. Wartawan hebat! Tidak pernah kehilangan akal. Semuanya memprediksi bahwa eksekusi memang akan terlaksana "malam ini". Tapi itu sejak kamis, selalu dikatan malam ini, tapi nyatanya hingga sabtu, Amrozi Cs masih ada!
Akhirnya, hari ini, kita benar-benar melihat Amrozi Cs sudah dieksekusi.
Bali melakukan doa bersama antar lintas agama. Dalam satu ruangan mereka berdoa, agar arwah Amrozi Cs diterima Allah, Sang Maha Pencipta dan berdoa agar tidak ada lagi terjadi kekerasan dan pembunuhan manusia yang dilakukan oleh manusia lain. Islam, Kristen, Hindu sampai kepercayaan terhadap Tuhan YME bergabung menjadi satu, 1 doa!
Abu Bakar Baasyir mengunjungi rumah kediaman orang tua Amrozi sebagai bukti dukungan terhadap mereka. Memang, dari berita yang tersiar, Amrozi CS pernah menerima pelajaran agama dari beliau (pernah belajar di pesantren pimpinan abu bakar ba'asyir - katanya!)
Lain Abu Bakar, lain lagi dengan ulama NU, dalam wawancara dengan salah satu TV swasta dengan tegas beliau menyatakan bahwa Amrozi Cs telah menyelewengkan agama Islam. Bahwa yang mereka lakukan bukanlah jihad.
Tapi keyakinan setiap orang berbeda. Terlihat dengan jelas, bahwa keluarga Amrozi meyakini yang dilakukan saudaranya itu adalah jihad. Kepulangan jenazah Amrozi di terima dengan spanduk besar bertuliskan, "Selamat Datang Syuhada..." Adik / kakaknya menyatakan di media bahwa, Amrozi telah dibawa burung-burung untuk terbang ke Syurganya Allah, insya Allah! Yang diamini oleh pendukungnya.
Sementara korban bomk bali, merasa lega dengan eksekusi ini. Hukum telah tegak! kata mereka. Bahkan ada yang menyatakan, agar keluarga terutama istri tabah menghadapi kejadian ini.
Saya? Entahlah. Antara jihad atau bukan, Saya sendiri kurang mengerti. Apakah benar membunuh orang lain itu tidak berdosa? Media mengatakan membunu orang-orang yang tidak berdosa. Tapi orang lain, dan mungkin Amrozi CS melihatnya berbeda. Orang-orang yang mati itu "berdosa besar" karena telah melakukan kemungkaran terhadap agama Allah dengan terang-terangan. Diskotik dan Hiburan malam, isinya apa? Apakah itu orang-orang yang tidak berdosa? (dilihat dari kaca mata Islam????)
Wah, jika para ulama saja bersilang pendapat, apalagi Saya.... tidak mengerti.
Narrated 'Abdullah: I asked the Prophet "Which deed is the dearest to Allah?" He replied, "To offer the prayers at their early stated fixed times." I asked, "What is the next (in goodness)?" He replied, "To be good and dutiful to your parents" I again asked, "What is the next (in goodness)?" He replied, 'To participate in Jihad (religious fighting) in Allah's cause." 'Abdullah added, "I asked only that much and if I had asked more, the Prophet would have told me more." (HR Bukhari http://www.guidedways.com/searchHadith.php)

November 6, 2008

Senyumlah dengan Hati!

***Kisah di bawah ini adalah kisah yang saya dapat dari milis alumni Jerman, atau warga **Indonesia** yg bermukim atau pernah bermukim di **sana** . Demikian layak untuk dibaca beberapa menit, dan direnungkan seumur hidup.*


Saya adalah ibu dari tiga orang anak dan baru saja menyelesaikan kuliah saya. Kelas terakhir yang harus saya ambil adalah Sosiologi. Sang Dosen sangat inspiratif, dengan kualitas yang saya harapkan setiap orang memilikinya.
Tugas terakhir yang diberikan ke para siswanya diberi nama "Smiling." Seluruh siswa diminta untuk pergi ke luar dan memberikan senyumnya kepada tiga orang asing yang ditemuinya dan mendokumentasikan reaksi mereka.
Setelah itu setiap siswa diminta untuk mempresentasikan didepan kelas. Saya adalah seorang yang periang, mudah bersahabat dan selalu tersenyum pada setiap orang. Jadi, saya pikir,tugas ini sangatlah mudah.
Setelah menerima tugas tsb, saya bergegas menemui suami saya dan anak bungsu saya yang menunggu di taman di halaman kampus, untuk pergi kerestoran McDonald's yang berada di sekitar kampus. Pagi itu udaranya sangat dingin
dan kering. Sewaktu suami saya akan masuk dalam antrian, saya menyela dan meminta agar dia saja yang menemani si Bungsu sambil mencari tempat duduk yang masih kosong.
Ketika saya sedang dalam antrian, menunggu untuk dilayani, mendadak setiap orang di sekitar kami bergerak menyingkir, dan bahkan orang yang semula antri dibelakang saya ikut menyingkir keluar dari antrian.
Suatu perasaan panik menguasai diri saya, ketika berbalik dan melihat mengapa mereka semua pada menyingkir ? Saat berbalik itulah saya membaui suatu "bau badan kotor" yang cukup menyengat, ternyata tepat di belakang
saya berdiri dua orang lelaki tunawisma yang sangat dekil! Saya bingung, dan tidak mampu bergerak sama sekali.
Ketika saya menunduk, tanpa sengaja mata saya menatap laki-laki yang lebih pendek, yang berdiri lebih dekat dengan saya, dan ia sedang "tersenyum" kearah saya.
Lelaki ini bermata biru, sorot matanya tajam, tapi juga memancarkan kasih sayang. Ia menatap kearah saya, seolah ia meminta agar saya dapat menerima 'kehadirannya' ditempat itu.
Ia menyapa "Good day!" sambil tetap tersenyum dan sembari menghitung beberapa koin yang disiapkan untuk membayar makanan yang akan dipesan. Secara spontan saya membalas senyumnya, dan seketika teringat oleh saya
'tugas' yang diberikan oleh dosen saya. Lelaki kedua sedang memainkan tangannya dengan gerakan aneh berdiri di belakang temannya. Saya segera menyadari bahwa lelaki kedua itu menderita defisiensi mental, dan lelaki dengan mata biru itu adalah "penolong"nya. Saya merasa sangat prihatin setelah mengetahui bahwa ternyata dalam antrian itu kini hanya tinggal saya bersama mereka,dan kami bertiga tiba2 saja sudah sampai didepan counter.
Ketika wanita muda di counter menanyakan kepada saya apa yang ingin saya pesan, saya persilahkan kedua lelaki ini untuk memesan duluan. Lelaki bermata biru segera memesan "Kopi saja, satu cangkir Nona." Ternyata dari koin yang terkumpul hanya itulah yang mampu dibeli oleh mereka (sudah menjadi aturan direstoran disini, jika ingin duduk di dalam restoran dan menghangatkan tubuh, maka orang harus membeli sesuatu). Dan tampaknya kedua orang ini hanya ingin menghangatkan badan.
Tiba2 saja saya diserang oleh rasa iba yang membuat saya sempat terpaku beberapa saat, sambil mata saya mengikuti langkah mereka mencari tempat duduk yang jauh terpisah dari tamu2 lainnya, yang hampir semuanya sedang
mengamati mereka. Pada saat yang bersamaan, saya baru menyadari bahwa saat itu semua mata di restoran itu juga sedang tertuju ke diri saya, dan pasti juga melihat semua 'tindakan' saya.
Saya baru tersadar setelah petugas di counter itu menyapa saya untuk ketiga kalinya menanyakan apa yang ingin saya pesan. Saya tersenyum dan minta diberikan dua paket makan pagi (diluar pesanan saya) dalam nampan terpisah.
Setelah membayar semua pesanan, saya minta bantuan petugas lain yang ada di counter itu untuk mengantarkan nampan pesanan saya ke meja/tempat duduk suami dan anak saya. Sementara saya membawa nampan lainnya berjalan melingkari sudut kearah meja yang telah dipilih kedua lelaki itu untuk beristirahat. Saya letakkan nampan berisi makanan itu di atas mejanya, dan meletakkan tangan saya di atas punggung telapak tangan dingin lelaki bemata
biru itu, sambil saya berucap "makanan ini telah saya pesan untuk kalian berdua."
Kembali mata biru itu menatap dalam ke arah saya, kini mata itu mulai basah ber-kaca2 dan dia hanya mampu berkata "Terima kasih banyak, nyonya." Saya mencoba tetap menguasai diri saya, sambil menepuk bahunya saya berkata
"Sesungguhnya bukan saya yang melakukan ini untuk kalian, Tuhan juga berada di sekitar sini dan telah membisikkan sesuatu ketelinga saya untuk menyampaikan makanan ini kepada kalian."
Mendengar ucapan saya, si Mata Biru tidak kuasa menahan haru dan memeluk lelaki kedua sambil terisak-isak. Saat itu ingin sekali saya merengkuh kedua lelaki itu.
Saya sudah tidak dapat menahan tangis ketika saya berjalan meninggalkan mereka dan bergabung dengan suami dan anak saya, yang tidak jauh dari tempat duduk mereka. Ketika saya duduk suami saya mencoba meredakan tangis saya
sambil tersenyum dan berkata "Sekarang saya tahu, kenapa Tuhan mengirimkan dirimu menjadi istriku, yang pasti, untuk memberikan 'keteduhan' bagi diriku dan anak-2ku! " Kami saling berpegangan tangan beberapa saat dan saat itu
kami benar2 bersyukur dan menyadari,bahwa hanya karena 'bisikanNYA' lah kami telah mampu memanfaatkan 'kesempatan' untuk dapat berbuat sesuatu bagi orang lain yang sedang sangat membutuhkan.
Ketika kami sedang menyantap makanan, dimulai dari tamu yang akan meninggalkan restoran dan disusul oleh beberapa tamu lainnya, mereka satu persatu menghampiri meja kami, untuk sekedar ingin 'berjabat tangan' dengan
kami.
Salah satu diantaranya, seorang bapak, memegangi tangan saya, dan berucap "Tanganmu ini telah memberikan pelajaran yang mahal bagi kami semua yang berada disini, jika suatu saat saya diberi kesempatan olehNYA, saya akan
lakukan seperti yang telah kamu contohkan tadi kepada kami."
Saya hanya bisa berucap "terimakasih" sambil tersenyum. Sebelum beranjak meninggalkan restoran saya sempatkan untuk melihat kearah kedua lelaki itu, dan seolah ada 'magnit' yang menghubungkan bathin kami, mereka langsung
menoleh kearah kami sambil tersenyum, lalu melambai-2kan tangannya kearah kami. Dalam perjalanan pulang saya merenungkan kembali apa yang telah saya lakukan terhadap kedua orang tunawisma tadi, itu benar2 'tindakan' yang
tidak pernah terpikir oleh saya. Pengalaman hari itu menunjukkan kepada saya betapa 'kasih sayang' Tuhan itu sangat HANGAT dan INDAH sekali!
Saya kembali ke college, pada hari terakhir kuliah dengan 'cerita' ini ditangan saya. Saya menyerahkan 'paper' saya kepada dosen saya. Dan keesokan harinya, sebelum memulai kuliahnya saya dipanggil dosen saya ke depan kelas,
ia melihat kepada saya dan berkata, "Bolehkah saya membagikan ceritamu ini kepada yang lain?" dengan senang hati saya mengiyakan. Ketika akan memulai kuliahnya dia meminta perhatian dari kelas untuk membacakan paper saya. Ia
mulai membaca, para siswapun mendengarkan dengan seksama cerita sang dosen, dan ruangan kuliah menjadi sunyi. Dengan cara dan gaya yang dimiliki sang dosen dalam membawakan ceritanya, membuat para siswa yang hadir di ruang kuliah itu seolah ikut melihat bagaimana sesungguhnya kejadian itu berlangsung, sehingga para siswi yang duduk di deretan belakang didekat saya diantaranya datang memeluk saya untuk mengungkapkan perasaan harunya.
Diakhir pembacaan paper tersebut, sang dosen sengaja menutup ceritanya dengan mengutip salah satu kalimat yang saya tulis diakhir paper saya.
"Tersenyumlah dengan 'HATImu', dan kau akan mengetahui betapa 'dahsyat' dampak yang ditimbulkan oleh senyummu itu."
Dengan caraNYA sendiri, Tuhan telah 'menggunakan' diri saya untuk menyentuh orang-orang yang ada di McDonald's, suamiku, anakku, guruku, dan setiap siswa yang menghadiri kuliah di malam terakhir saya sebagai mahasiswi.
Saya lulus dengan 1 pelajaran terbesar yang tidak pernah saya dapatkan di bangku kuliah manapun, yaitu: "PENERIMAAN TANPA SYARAT."
Banyak cerita tentang kasih sayang yang ditulis untuk bisa diresapi oleh para pembacanya, namun bagi siapa saja yang sempat membaca dan memaknai cerita ini diharapkan dapat mengambil pelajaran bagaimana cara 

MENCINTAI SESAMA, DENGAN MEMANFAATKAN SEDIKIT HARTA-BENDA YANG KITA MILIKI, dan bukannya MENCINTAI HARTA-BENDA YANG BUKAN MILIK KITA, DENGAN MEMANFAATKAN SESAMA!


Jika anda berpikir bahwa cerita ini telah menyentuh hati anda, teruskan cerita ini kepada orang2 terdekat anda. Disini ada 'malaikat' yang akan menyertai anda, agar setidaknya orang yang membaca cerita ini akan tergerak hatinya untuk bisa berbuat sesuatu (sekecil apapun) bagi sesama yang sedang membutuhkan uluran tangannya!


Orang bijak mengatakan: Banyak orang yang datang dan pergi dari kehidupanmu, tetapi hanya 'sahabat yang bijak' yang akan meninggalkan JEJAK di dalam hatimu. Untuk berinteraksi dengan dirimu, gunakan nalarmu. Tetapi untuk
berinteraksi dengan orang lain, gunakan HATImu! Orang yang kehilangan uang, akan kehilangan banyak, orang yang kehilangan teman, akan kehilangan lebih banyak! Tapi orang yang kehilangan keyakinan, akan kehilangan semuanya!


Tuhan menjamin akan memberikan kepada setiap hewan makanan bagi mereka, tetapi DIA tidak melemparkan makanan itu ke dalam sarang mereka, hewan itu  tetap harus BERIKHTIAR untuk bisa mendapatkannya.


Orang-orang muda yang 'cantik' adalah hasil kerja alam, tetapi orang-orang tua yang 'cantik' adalah hasil karya seni. Belajarlah dari PENGALAMAN MEREKA, karena engkau tidak dapat hidup cukup lama untuk bisa mendapatkan semua itu dari pengalaman dirimu sendiri

October 26, 2008

Syukur dan Keluh Kesah

Hari ini ada kejadian menarik.  Begitu buka YM ada teman lama yang sedang on line, dan Saya langsung tergelitik dengan statusnya, 'saatnya bersyukur...'  Saya tanya kenapa pakai status seperti itu, jawabanya, "Lho emang seharunya kan?" Lalu terjadilah pembicaraan yang lumayan asik.

Ternyata teman Saya yang sedang melanjutkan S3 di Berlin ini merasa bahwa begitu banyak nikmat yang diberikan oleh Allah kepada dia, tapi dia malah masih saja sering mengeluh.  Padahal dia itu sudah menyelesaikan S-2 di Belanda, bahkan fotonya dia terpampang di Kompas, dan Saya sempat baca itu.  Kemudian dia pulang ke Indonesia, tak berapa lama dia kembali mendapat bea siswa untuk kembali menjadi student S-3 di Berlin.  Sungguh, jika Saya yang melihat, betapa sayang Allah kepada dia dan betapa banyak nya nikmat yang telah dia terima.  Dan dia menyadari hal itu, makanya dia menulis status, "...syukur..."

Saya jadi ingat ayat di Al Quran mengenai sifat dasar manusia.

19. Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.

20. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah,

21. dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir,

22. kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat,

23. yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya,

24. dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu,

25. bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta),

26. dan orang-orang yang mempercayai hari pembalasan,

27. dan orang-orang yang takut terhadap azab Tuhannya.

28. Karena sesungguhnya azab Tuhan mereka tidak dapat orang merasa aman (dari kedatangannya).

29. Dan orang-orang yang memelihara kemaluannya,

30. kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak-budak yang mereka miliki maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela.

31. Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.

32. Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya.

33. Dan orang-orang yang memberikan kesaksiannya.

34. Dan orang-orang yang memelihara shalatnya.

Semoga kita termasuk orang-orang yang beruntung, yang akan mendapat nikmat dan dapat menikmati surga yang telah dipersiapkan bagi orang-orang yang pandai bersyukur atas nikamat Allah. Amiiin.

Karena jikalau kita tidak bersyukur pun, hal itu tidak mengurangi keperkasaan Allah,

QS Ibrahim : 8. Dan Musa berkata: "Jika kamu dan orang-orang yang ada di muka bumi semuanya mengingkari (nikmat Allah) maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji."

QS Ar Rahman (QS 55) : 1-36

1.

(Tuhan) Yang Maha Pemurah,

2.

Yang telah mengajarkan Al Qur'an.

3.

Dia menciptakan manusia,

4.

Mengajarnya pandai berbicara.

5.

Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan.

6.

Dan tumbuh-tumbuhan dan pohon-pohonan kedua-duanya tunduk kepada-Nya.

7.

Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca (keadilan).

8.

Supaya kamu jangan melampaui batas tentang neraca itu.

9.

Dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu.

10.

Dan Allah telah meratakan bumi untuk makhluk (Nya).

11.

Di bumi itu ada buah-buahan dan pohon kurma yang mempunyai kelopak mayang.

12.

Dan biji-bijian yang berkulit dan bunga-bunga yang harum baunya.

13.

Maka ni'mat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

14.

Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar,

15.

dan Dia menciptakan jin dari nyala api.

16.

Maka ni'mat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

17.

Tuhan yang memelihara kedua tempat terbit matahari dan Tuhan yang memelihara kedua tempat terbenamnya .

18.

Maka ni'mat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

19.

Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu,

20.

antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui oleh masing-masing .

21.

Maka ni'mat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

22.

Dari keduanya keluar mutiara dan marjan.

23.

Maka ni'mat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

24.

Dan kepunyaan-Nyalah bahtera-bahtera yang tinggi layarnya di lautan laksana gunung-gunung.

25.

Maka ni'mat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

26.

Semua yang ada di bumi itu akan binasa.

27.

Dan tetap kekal Wajah Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.

28.

Maka ni'mat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

29.

Semua yang ada di langit dan di bumi selalu meminta kepada-Nya. Setiap waktu Dia dalam kesibukan .

30.

Maka ni'mat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

31.

Kami akan memperhatikan sepenuhnya kepadamu hai manusia dan jin.

32.

Maka ni'mat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

33.

Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan.

34.

Maka ni'mat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

35.

Kepada kamu (jin dan manusia), dilepaskan nyala api dan cairan tembaga maka kamu tidak dapat menyelamatkan diri (daripadanya).

36.

Maka ni'mat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

 

Ya! Lalu nikmat yang mana lagi yang mau kita dustakan?

October 16, 2008

KETAHUILAH OLEHMU......

Jika kau merasa lelah dan tak berdaya dari usaha yang sepertinya
sia-sia..
Allah SWT tahu betapa keras engkau sudah berusaha.
Ketika kau sudah menangis sekian lama dan hatimu masih terasa
pedih...
Allah SWT sudah menghitung airmatamu.
Jika kau pikir bahwa hidupmu sedang menunggu sesuatu dan waktu serasa
berlalu begitu saja... Allah SWT sedang menunggu bersama denganmu.
Ketika kau merasa sendirian dan teman-temanmu terlalu sibuk untuk
menelepon... Allah SWT selalu berada disampingmu.
Ketika kau pikir bahwa kau sudah mencoba segalanya dan tidak tahu
hendak
berbuat apa lagi... Allah SWT punya jawabannya.
Ketika segala sesuatu menjadi tidak masuk akal dan kau merasa
tertekan...
Allah SWT dapat menenangkanmu.
Jika tiba-tiba kau dapat melihat jejak-jejak harapan... Allah SWT
sedang berbisik kepadamu.
Ketika segala sesuatu berjalan lancar dan kau merasa ingin mengucap
syukur... Allah SWT telah memberkatimu.
Ketika sesuatu yang indah terjadi dan kau dipenuhi ketakjuban.. .
Allah SWT telah tersenyum padamu.
Ketika kau memiliki tujuan untuk dipenuhi dan mimpi untuk digenapi...
Allah SWT sudah membuka matamu dan memanggilmu dengan namamu.
Ingat bahwa dimanapun kau atau kemanapun kau menghadap...
Allah SWT TAHU .......
Jika kamu merasa sangat diberkati dengan artikel ini, sampaikanlah
kepada orang yang kamu sayangi!

Dari Abdullah bin 'Amr r.a., Rasulullah s.a.w. bersabda,
Sampaikanlah pesanku biarpun satu ayat...

October 1, 2008

Minal Aidzin Wal Faidzin

 

Imam Muslim meriwayatkan sebuah Hadits yang bersumber dari Abu Hurairah, suatu ketika Rasulullah Saw. bertanya kepada para Sahabat: "Tahukah kalian siapakah orang yang bangkrut?", para Sahabat menjawab: "Pada kita, orang yang bangkrut adalah orang yang tidak mempunyai uang lagi dan barang.", Rasulullah Saw. bersabda: "Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku ialah orang yang datang di hari kiamat membawa shalat, puasa, dan zakat, sementara sebelumnya dia telah mencaci ini, menuduh itu, memakan harta ini, mengalirkan darah itu, memukul ini. Maka kepada si ini diberikan dari ganjaran kebaikan-kebaikan orang itu dan kepada si itu diberikan dari ganjaran kebaikan-kebaikannya. Apabila habis ganjaran kebaikan-kebaikan orang itu sebelum semua tanggungannya terlunasi, maka akan diambil dosa-dosa mereka yang pernah disalahinya dan ditimpakan kepadanya, kemudian orang itu pun dilemparkan ke neraka."

Suatu hari Rasulullah Muhammad Saw bertanya kepada para sahabat, "Maukah kalian kuberitahu tentang sesuatu yang dengannya Allah memuliakan dan mengangkat derajat manasia?" Para sahabat menjawab, "Ya".  Rasulullah melanjutkan, "Kalian bersabar terhadap orang yang tidak mengenal siapa dirimu.  Memaafkan orang yang pernah menganiayamu. Memberi kepada orang yang tidak pernah memberimu, dan menjalin kembali silaturahmi dengan orang yang pernah memutuskannya."

Allah SWT membagi hati manusia ke dalam 2 kategori :

  1. Hati yang lapang, (QS Al An'am : 125, ini disebutkan, "orang yang dilapangkan dadanya"  Mereka adalah orang yang mau menerima petunjuk Allah SWT, mampu menerima cahaya iman.  Mereka bisa lolos dari belenggu hati yang versifat dengki, marah, dendam, mudah membenci, tidak ingat pada akhirat, suka berlebih-lebihan dan gila dunia.
  2. Hati yang sesak 'orang yang sempit dadanya'.  Merka suka memelihara kebencian, permusuhan, selalu merasa paling benar, tergila-gila pada dunia, tidak mau menerima petunjuk dan cahaya Ilahi.

Seseungguhnya tak ada nikmat dan anugerah terbesar selain nikmat bersih hati dan lapang dada.

surah al-Insyirah ayat 1-4 yang bermaksud: "Bukankah telah kami lapangkan dadamu (wahai Muhammad). Dan kami telah menghilangkan daripadamu bebanmu. Yang memberatkan bahumu. Dan kami tinggikan bagimu sebutan namamu.

Contoh kita, Rasulullah Saw, diguyur kotoran, dilempari batu, rumahnya dikencingi tetangga yang jahat, hingga di boikot masyarakat di lingkungannya.  Rasulullah meneguhkan hatinya untuk selalu memberikan maaf, sembari memohonkan hidayah Allah SWT agar orang-orang itu kehabisan cara untuk menjahatinya.

Rasul mengibaratkan pemilik hati yang tertutup laksana 'mayat'.  Dia tidak bisa berjalan dimuka bumi, selalu kehilangan arah sehingga hidupnya menjadi sangat berat.

QS. AL AN'AAM:122
Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan
kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan
ditengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada
dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar dari padanya.

Sahabat sangat geram melihat kelapangan hati Rasulullah Muhammad Saw yang begitu amat sangat pemaaf. Namun beliau hanya memberikan jawaban sederhana, tetapi telak, "Aku diutus bukan untuk menjadi tukang kutuk, melainkan sebagai pembawa rahmat bagi alam semesta."

Terbayangkan oleh Saya, bagaimana jadinya sikap Rasul, junjungan kita, terhadap orang-orang yang hari-hari belakangan ini sering kali menghina Islam dan beliau, melecehkan dengan kartun, menghina Rasul dengan membabi buta.  Sedangkan seluruh umat muslim seluruh dunia dibakar api emosi dan kebencian terhadap pelakunya, lalu, "Bagaimana sikap Rasulullah jika beliau saat ini berada ditengah-tengah kita?"

Mungkin, beliau akan berkata, maafkan saja karena dia tidak tahu... atau mungkin pada saat sakit orang tersebut Rasul adalah orang pertama yang menjenguknya? Atau Rasul adalah orang yang selama ini memberikan dia makan, dengan diam-diam tetapi orang tersebut tidak tahu? Atau Rasul... ah... semakin dipikir, semakin rasa kagum dan rindu terhadap Rasul semakin menjadi.

Rindu kami padamu ya Rasul
Rindu tiada terpera
Berabad jarak darimu ya Rasul
Serasa dikau di sini

Cinta ikhlasmu pada manusia
Bagai cahaya suarga
Dapatkah kami membalas cintamu
Secara bersahaja

Rindu kami padamu ya Rasul
Rindu tiada terpera
Berabad jarak darimu ya Rasul
Serasa dikau di sini

Cinta ikhlasmu pada manusia
Bagai cahaya suarga
Dapatkah kami membalas cintamu
Secara bersahaja

Rindu kami padamu ya Rasul
Rindu tiada terpera
Berabad jarak darimu ya Rasul
Serasa dikau di sini

Semakin dihina, semakin besarlah Nama mu di atas dunia ini ya Rasulullah dan semakin menambah cinta kami padamu.

Lebaran

(Sebagian diambil dari "pembawa Rahmat buat Alam semesta oleh H A Kholiq Arif)

September 23, 2008

Hadis Ayah- Ibu Anak Keluarga

Sumber: 1100 Hadits Terpilih (Sinar Ajaran Muhammad) - Dr. Muhammad Faiz Almath - Gema Insani PressAyah - Ibu - Anak - Keluarga

1. Keridhaan Allah tergantung kepada keridhaan kedua orang tua dan murka Allah pun terletak pada murka kedua orang tua. (HR. Al Hakim)

2. Seorang datang kepada Nabi Saw. Dia mengemukakan hasratnya untuk ikut berjihad. Nabi Saw bertanya kepadanya, "Apakah kamu masih mempunyai kedua orangg tua?" Orang itu menjawab, "Masih." Lalu Nabi Saw bersabda, "Untuk kepentingan mereka lah kamu berjihad." (Mutafaq'alaih)Penjelasan:Nabi Saw melarangnya ikut berperang karena dia lebih diperlukan kedua orang tuanya untuk mengurusi mereka.

3. Rasulullah Saw pernah berkata kepada seseorang, "Kamu dan hartamu adalah milik ayahmu." (Asy-Syafi'i dan Abu Dawud)Keterangan:Terdapat satu riwayat yang cukup panjang berkaitan dengan hal ini. Dari Jabir Ra meriwayatkan, ada laki-laki yang datang menemui Nabi Saw dan melapor. Dia berkata: "Ya Rasulullah, sesungguhnya ayahku ingin mengambil hartaku ...." "Pergilah Kau membawa ayahmu kesini", perintah beliau. Bersamaan dengan itu Malaikat Jibril turun menyampaikan salam dan pesan Allah kepada beliau. Jibril berkata: "Ya, Muhammad, Allah 'Azza wa Jalla mengucapkan salam kepadamu, dan berpesan kepadamu, kalau orangtua itu datang, engkau harus menanyakan apa-apa yang dikatakan dalam hatinya dan tidak didengarkan oleh teliganya. Ketika orang tua itu tiba, maka nabi pun bertanya kepadanya: "Mengapa anakmu mengadukanmu? Apakah benar engkau ingin mengambil uangnya?" Lelaki tua itu menjawab: "Tanyakan saja kepadanya, ya Rasulullah, bukankah saya menafkahkan uang itu untuk beberapa orang ammati (saudara ayahnya) atau khalati (saudara ibu) nya, atau untuk keperluan saya sendiri?" Rasulullah bersabda lagi: "Lupakanlah hal itu. Sekarang ceritakanlah kepadaku apa yang engkau katakan di dalam hatimu dan tak pernah didengar oleh telingamu!" Maka wajah keriput lelaki itu tiba-tiba menjadi cerah dan tampak bahagia, dia berkata: "Demi Allah, ya Rasulullah, dengan ini Allah Swt berkenan menambah kuat keimananku dengan ke-Rasul-anmu. Memang saya pernah menangisi nasib malangku dan kedua telingaku tak pernah mendengarnya ..." Nabi mendesak: "Katakanlah, aku ingin mendengarnya." Orang tua itu berkata dengan sedih dan airmata yang berlinang: "Saya mengatakan kepadanya kata-kata ini: 'Aku mengasuhmu sejak bayi dan memeliharamu waktu muda. Semua hasil jerih-payahku kau minum dan kau reguk puas. Bila kau sakit di malam hari, hatiku gundah dan gelisah, lantaran sakit dan deritamu, aku tak bisa tidur dan resah, bagai akulah yang sakit, bukan kau yang menderita. Lalu airmataku berlinang-linang dan meluncur deras. Hatiku takut engkau disambar maut, padahal aku tahu ajal pasti akan datang. Setelah engkau dewasa, dan mencapai apa yang kau cita-citakan, kau balas aku dengan kekerasan, kekasaran dan kekejaman, seolah kaulah pemberi kenikmatan dan keutamaan. Sayang..., kau tak mampu penuhi hak ayahmu, kau perlakukan daku seperti tetangga jauhmu. Engkau selalu menyalahkan dan membentakku, seolah-olah kebenaran selalu menempel di dirimu ..., seakanakan kesejukann bagi orang-orang yang benar sudah dipasrahkan.' Selanjutnya Jabir berkata: "Pada saat itu Nabi langsung memegangi ujung baju pada leher anak itu seraya berkata: "Engkau dan hartamu milik ayahmu!" (HR. At-Thabarani dalam "As-Saghir" dan Al-Ausath).

4. Jangan mengabaikan (membenci dan menjauhi) orang tuamu. Barangsiapa mengabaikan orang tuanya maka dia kafir. (HR. Muslim)Penjelasan:Yang dimaksud kufur nikmat dan bukan kufur akidah.

5. Barangsiapa menisbatkan keturunan dirinya kepada selain ayahnya sendiri dan dia mengetahuinya bahwa dia bukan ayah yang sebenarnya maka surga diharamkan baginya. (HR. Muslim)

6. Seorang sahabat bertanya, "Ya Rasulullah, siapa yang paling berhak memperoleh pelayanan dan persahabatanku?" Nabi Saw menjawab, "ibumu...ibumu...ibumu, kemudian ayahmu dan kemudian yang lebih dekat kepadamu dan yang lebih dekat kepadamu." (Mutafaq'alaih).

7. Ibu dan Bapak berhak makan dari harta milik anak mereka dengan cara yang makruf. Seorang anak tidak boleh makan dari harta ibu bapaknya kecuali dengan ijin mereka. (HR. Ad-Dailami).

8. Barangsiapa berhaji untuk kedua orang tuanya atau melunasi hutang-hutangnya maka dia akan dibangkitkan Allah pada hari kiamat dari golongan orang-orang yang mengamalkan kebajikan. (HR. Ath-Thabrani dan Ad-Daar Quthni).

9. Rasulullah Saw ditanya tentang peranan kedua orang tua. Beliau lalu menjawab, "Mereka adalah (yang menyebabkan) surgamu atau nerakamu." (HR. Ibnu Majah)Penjelasan:Kalau berbakti masuk surga dan kalau bersikap durhaka kepada mereka masuk neraka.

10. Apabila seorang meninggalkan do'a bagi kedua orang tuanya maka akan terputus rezekinya. (HR. Ad-Dailami)

11. Termasuk dosa besar seorang yang mencaci-maki ibu-bapaknya. Mereka bertanya, "Bagaimana (mungkin) seorang yang mencaci-maki ayah dan ibunya sendiri?" Nabi Saw menjawab, "Dia mencaci-maki ayah orang lain lalu orang itu (membalas) mencaci-maki ayahnya dan dia mencaci-maki ibu orang lain lalu orang lain itupun (membalas) mencaci-maki ibunya. (Mutafaq'alaih)

12. Kedudukan seorang paman sebagai (pengganti) kedudukan ayahnya. (HR. Adarqothani)

13. Warisan bagi Allah 'Azza wajalla dari hambaNya yang beriman ialah puteranya yang beribadah kepada Allah sesudahnya. (HR. Ath-Thahawi).

14. Salah satu kenikmatan Allah atas seorang ialah dijadikan anaknya mirip dengan ayahnya (dalam kebaikan). (HR. Ath-Thahawi)

15. Tiap bayi dilahirkan dalam keadaan suci (fitrah-Islami). Ayah dan ibunya lah kelak yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi (penyembah api dan berhala). (HR. Bukhari)

16. Seorang datang kepada Nabi Saw dan bertanya, " Ya Rasulullah, apa hak anakku ini?" Nabi Saw menjawab, "Memberinya nama yang baik, mendidik adab yang baik, dan memberinya kedudukan yang baik (dalam hatirnu)." (HR. Aththusi).

17. Cintailah anak-anak dan kasih sayangi lah mereka. Bila menjanjikan sesuatu kepada mereka tepatilah. Sesungguhnya yang mereka ketahui hanya kamulah yang memberi mereka rezeki. (HR. Ath-Thahawi).

18. Bertakwalah kepada Allah dan berlakulah adil terhadap anak-anakmu. (HR. Bukhari dan Muslim)

19. Sama ratakan pemberianmu kepada anak-anakmu. Jika aku akan mengutamakan yang satu terhadap yang lain tentu aku akan mengutamakan pemberian kepada yang perempuan. (HR. Ath-Thabrani)

20. Barangsiapa mempunyai dua anak perempuan dan diasuh dengan baik maka mereka akan menyebabkannya masuk surga. (HR. Bukhari)

21. Anak menyebabkan kedua orang tuanya kikir dan penakut. (HR. Ibnu Babawih dan Ibnu 'Asakir).

22. Barangsiapa memelihara (mengasuh) tiga anak perempuan atau tiga saudara perempuan wajib baginya masuk surga. (HR. Ath-Thahawi).

23. Seorang ibu yang kematian tiga orang puteranya lalu berserah diri (pasrah) kepada Allah, rela dan ikhlas, maka dia akan masuk surga. (HR. Muslim)

24. Ajarkan putera-puteramu berenang dan memanah. (HR. Ath-Thahawi).

25. Setiap anak tergadai dengan (tebusan) akikahnya (seekor atau dua ekor kambing) yang disembelih pada umur tujuh hari dan dicukur rambut kepalanya (sebagian atau seluruhnya) dan diberi nama. (HR. An-Nasaa'i)

26. Barangsiapa menjamin untukku satu perkara, aku jamin untuknya empat perkara. Hendaklah dia bersilaturrahim (berhubungan baik dengan keluarga dekat) niscaya keluarganya akan mencintainya, diperluas baginya rezekinya, ditambah umurnya dan Allah memasukkannya ke dalam surga yang dijanjikanNya. (HR. Ar-Rabii').

27. Ibu mertua kedudukannya sebagai ibu. (HR. Tirmidzi dan Ahmad)

28. Abang yang tertua (sulung) kedudukannya sebagai ayah. (HR. Al-Baihaqi dan Ath-Thabrani)

29. Orang yang memutus hubungan kekeluargaan tidak akan masuk surga. (Mutafaq'alaih)

30. Rahim adalah cabang dari nama Arrahman (Arrahman Arrahim). Rahim mengucapkan keluhan dan pengaduan: "Ya Robbi, aku telah diputus (hubungan kekeluargaanku), aku telah diperlakukan dengan buruk oleh keluarga dekatku. Ya Robbi, aku telah dizalimi mereka, ya Robbi, ya Robbi." Lalu Allah menjawab: "Tidakkah kamu ridha Aku menyambung hubunganKu dengan orang yang menghubungimu dan Aku putus hubunganKu dengan orang yang memutus hubungannya dengan kamu. (HR. Bukhari)

31. Rasulullah Saw memberi uang belanja kepada keluarga beliau dari bagian rampasan perang yang menjadi hak beliau untuk kebutuhan rumah tangga selama setahun. Apabila ternyata ada kelebihannya maka uang itu diminta kembali dan dimasukkan ke dalam perbendaharaan negara (baitul maal). (HR. Ahmad)

32. Cukup berdosa orang yang menyia-nyiakan tanggungjawab keluarga. (HR. Abu Dawud).

33. Bukanlah dari golongan kami orang yang diperluas rezekinya oleh Allah lalu kikir dalam menafkahi keluarganya. (HR. Ad-Dailami)

Sumber: 1100 Hadits Terpilih (Sinar Ajaran Muhammad) - Dr. Muhammad Faiz Almath - Gema Insani Press


Durhaka Pada Orang Tua?

Siapa pun tahu bahwa durhaka kepada orang tua adalah haram. Artikel berikut hanya ingin mengingatkan kita secara lebih detail mengenai tingkat tercelanya dan beratnya larangan durhaka terhadap orang tua.
Imam Bukhari meriwayatkan dalam Kitabul Adab dari jalan Abi BakrahRadhiyallahu ‘anhu, telah bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihiwa sallam.
"Sukakah saya beritahukan kepadamu sebesar-besar dosa yangpaling besar, tiga kali (beliau ulangi). Sahabat berkata, ‘Baiklah,ya Rasulullah’, bersabda Nabi. "Menyekutukan Allah, dan durhakakepada kedua orang tua, serta camkanlah, dan saksi palsu dan perkataanbohong". Maka Nabi selalu megulangi, "Dan persaksianpalsu", sehingga kami berkata, "semoga Nabi diam"
Dari hadits di atas dapat diketahui bahwa dosa besar yang paling besarsetelah syirik adalah uququl walidain (durhaka kepda kedua orang tua).Dalam riwayat lain Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda bahwadiantara dosa-dosa besar yaitu menyekutukan Allah, durhaka kepadakedua orang tua, membunuh diri, dan sumpah palsu
. Kemudian diantara dosa-dosa besar yang paling besar adalah seorangmelaknat kedua orang tuanya
Dari Mughirah bin Syu’bah Radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallahu‘alaihi wa sallam bersabda.
"Sesungguhnya Allah mengharamkan atas kamu, durhaka padaibu dan menolak kewajiban, dan minta yang bukan haknya, dan membunuhanak hidup-hidup, dan Allah membenci padamu banyak bicara, dan banyakbertanya demikian pula memboroskan harta (menghamburkan kekayaan)"

Hadits ini adalah salah satu hadits yang melarang seorang anak berbuatdurhaka kepada kedua orang tuanya. Seorang anak yang berbuat durhakaberarti dia tidak masuk surga dengan sebab durhaka kepada kedua orangtuanya, sebagaimana Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
"Dari Abu Darda bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda, "Tidak masuk surga anak yang durhaka, pe,imu, khamr(minuman keras) dan orang yang mendustakan qadar"

Diantara bentuk durhaka (uquq) adalah :
Menimbulkan gangguan terhadap orang tua baik berupa perkataan (ucapan)ataupun perbuatan yang membuat orang tua sedih dan sakit hati.
Berkata ‘ah’ dan tidak memenuhi panggilan orang tua.
Membentak atau menghardik orang tua.
Bakhil, tidak mengurusi orang tuanya bahkan lebih mementingkan yanglain dari pada mengurusi orang tuanya padahal orang tuanya sangatmembutuhkan. Seandainya memberi nafkah pun, dilakukan dengan penuhperhitungan.
Bermuka masam dan cemberut dihadapan orang tua, merendahkan orangtua, mengatakan bodoh, ‘kolot’ dan lain-lain.
Menyuruh orang tua, misalnya menyapu, mencuci atau menyiapkan makanan.Pekerjaan tersebut sangat tidak pantas bagi orang tua, terutama jikamereka sudah tua atau lemah. Tetapi jika ‘Si Ibu" melakukanpekerjaan tersebut dengan kemauannya sendiri maka tidak mengapa dankarena itu anak harus berterima kasih.
Menyebut kejelekan orang tua di hadapan orang banyak atau mencemarkannama baik orang tua.
Memasukkan kemungkaran kedalam rumah misalnya alat musik, mengisaprokok, dll.
Mendahulukan taat kepada istri dari pada orang tua. Bahkan ada sebagianorang dengan teganya mengusir ibunya demi menuruti kemauan istrinya.Na’udzubillah.
Malu mengakui orang tuanya. Sebagian orang merasa malu dengan keberadaanorang tua dan tempat tinggalnya ketika status sosialnya meningkat.Tidak diragukan lagi, sikap semacam ini adalah sikap yang amat tercela,bahkan termasuk kedurhakaan yang keji dan nista.Semuanya itu termasuk bentuk-bentuk kedurhakaan kepada kedua orangtua. Oleh karena itu kita harus berhati-hati dan membedakan dalamberkata dan berbuat kepada kedua orang tua dengan kepada orang lain.
Akibat dari durhaka kepada kedua orang tua akan dirasakan di dunia.Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam Adabul Mufrad,Abu Daud dan Tirmidzi dari sahabat Abi Bakrah dikatakan.
"Dari Abi Bakrah Radhiyallahu ‘anhu mengatakan bahwa NabiShallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, "Tidak ada dosa yangAllah cepatkan adzabnya kepada pelakunya di dunia ini dan Allah jugaakan mengadzabnya di akhirat yang pertama adalah berlaku zhalim, keduamemutuskan silaturahmi"

Dalam hadits lain dikatakan.
"Dua perbuatan dosa yang Allah cepatkan adzabnya (siksanya)di dunia yaitu berbuat zhalim dan al’uquq (durhaka kepdada orang tua)"

Keridlaan orang tua harus kita dahulukan dari pada keridlaan istridan anak. Karena Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan anakyang durhaka akan diadzab di dunia dan di akhirat serta tidak akanmasuk surga dan Allah tidak akan melihatnya pada hari kiamat.
Sedangkan dalam lafadz yang lain diriwayatkan oleh Imam Baihaqi, Hakim,Ahmad dan juga yang lainnya, dikatakan :
"Dari Abdullah bin Umar Radhiyallahu ‘anhu berkata, ‘Telahberkata Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Ada tiga golonganyang tidak akan masuk surga dan Allah tidak akan melihat mereka padahari kiamat yakni anak yang durhaka kepada kedua orang tuanya, perempuanyang menyerupai laki-laki dan kepala rumah tangga yang membiarkanadanya kejelekan (zina) dalam rumah tangganya"

Jadi, salah satu yang menyebabkan seseorang tidak masuk surga adalahdurhaka kepada kedua orang tuanya.
Dapat kita lihat bahwa orang yang durhaka kepada orang tuanya hidupnyatidak berkah dan selalu mengalami berbagai macam kesulitan. Kalaupunorang tersebut kaya maka kekayaannya tidak akan menjadikannya bahagia.
Seandainya ada seorang anak yang durhaka kepada kedua orang tuanyakemudian kedua orang tuanya tersebut mendo’akan kejelekan, maka do’akedua orang tua tersebut bisa dikabulkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.Sebab dalam hadits yang shahih Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda.
"Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, ‘Telah berkata RasulullahShallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Ada tiga do’a yang dikabulkan olehAllah Subhanahu wa Ta’ala -yang tidak diragukan tentang do’a ini-,yang pertama yaitu do’a kedua orang tua terhadap anaknya yang keduado’a orang yang musafir -yang sedang dalam perjalanan-, yang ketigado’a orang yang dizhalimi"

Banyak sekali riwayat yang shahih yang menjelaskan tentang akibatburuk dari durhaka kepada orang tua di dunia maupun di akhirat. Adajuga kisah-kisah nyata tentang adzab (siksa) dari anak yang durhaka,dari kisah tersebut ada yang shahih ada juga yang dla’if (lemah).Diantara kisah yang dla’if yang sering dibawakan oleh para khatib(penceramah) yaitu kisah Al-Qamah yang durhaka kepada ibunya sampaimau dibakar oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam hingga ibunyamema’afkannya. Akan tetapi kisah ini dla’if dilemahkan oleh para ulamaahli hadits
.
Catatan Kaki
HREF="#tex2html2">1
[Hadits Riwayat Bukhari 3/151-152 -Fathul Baari 5/261 No. 2654,dan Muslim 87]
HREF="#tex2html3">2
[Riwayat Bukhari dalam Fathul Baari 11/555]
HREF="#tex2html4">3
[Hadits Riwayat Imam Bukhari]
HREF="#tex2html5">4
[Hadits Riwayat Bukhari (Fathul Baari 10/405 No. 5975) Muslim No.1715 912)]
HREF="#tex2html6">5
[Hadits Riwayat Ahmad 6/441 dan di Hasankan oleh Al-Albani dalamSilsilah Hadits Shahihnya 675]
HREF="#tex2html7">6
[Hadits Riwayat Bukhari dalam Adabul Mufrad (Shahih Adabul MufradNo. 23), Abu Dawud (4902), Tirmidzi (2511), Ibnu Majah (4211). Ahmad5/36 & 38, Hakim 2/356 & 4/162-163, Tirmidzi berkata, "HaditsHasan Shahih", kata Al-Hakim, 'Shahih Sanadnya",Imam Dzahabi menyetujuinya]
HREF="#tex2html8">7
Hadits Riwayat Bukhari dalam tarikh dan Thabrani dalam Mu’jam Kabirdari Abu Bakrah. Diriwayatkan oleh Al-Hakim dalam Kitabnya Al-Mustadrakdari sahabat Anas. Lihat Silsilah Shahihah No. 1120 dan Shahih Jami’usShagir No. 137 dan 2810.
HREF="#tex2html9">8
[Hadits Riwayat Hakim, Baihaqi, Ahmad 2/134]
HREF="#tex2html10">9
Hadits Riwayat Bukhari dalam Adabul Mufrad (Shahih Adabul Mufrad No.24, 372), Abu Dawud 1536, Tirmidzi 1905, 3448, Ibnu Majah 3826, IbnuHibban 2406, At-Thayalishi 2517 dan Ahmad 2/258, 348, 478, 517, 523.Lihat Silsilah Hadits As-Shahihah No. 596
HREF="#tex2html11">10
Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Thabrani dan Ahmad dengan ringkasdalam sanadnya ada Fayid Abul Warqa’ dia matruk (Majmuz Zawaaid 8/148),kata Ibnul Jauzi, "Hadits ini tidak shah dari Rasulullahkarena dalam sanadnya ada Fayid Abu Warqa" Imam Ahmad berkata,"Ia matrukul hadits", Ibnu Hibban berkata, "Tidakboleh berhujjah dengannya". Kata Imam Abu Hatim, "Iasering dusta" [Lihat Al-Maudluu'at, Ibnul Jauzi juz 3 hal87]

Berbakti Kepada Orang Tua

Ditulis Oleh Faqihuddin Abdul Kodir
Thursday, 02 August 2007

Berbicara mengenai hak, pasti di sisi lain ada kewajiban. Relasi orang tua dan anak, mengenai hak dan kewajiban dalam mereka dalam Islam, adalah seperti yang digambarkan hadits Nabi Muhammad Saw: “Tidak termasuk golongan umatku, mereka yang (tua) tidak menyayangi yang muda, dan mereka yang (muda) tidak menghormati yang tua” (Riwayat at-Turmudzi, lihat: al-‘Ajluni, Kasyf al-Khafa, juz II, hal. 173, no. 2157). Jadi, kewajiban orang tua adalah menyayangi dan haknya adalah memperoleh penghormatan.
Sebaliknya, kewajiban anak adalah penghormatan (dan tentu ketaatan) dan haknya adalah memperoleh kasih-sayang. Idealnya, prinsip ini tidak bisa dipisahkan. Artinya, seorang diwajibkan menghormati jika memperoleh kasih-sayang. Dan orang tua diwajibkan menyayangi jika memperoleh penghormatan. Ini timbal balik, yang jika harus menunggu yang lain akan seperti telur dan ayam. Tidak ada satupun yang memulai untuk memenuhi hak yang lain. Padahal biasanya, seseorang memperoleh hak jika telah melaksanakan kewajiban. Karena itu, yang harus didahulukan adalah kewajiban. Tanpa memikirkan hak yang mesti diperoleh. Orang tua seharusnya menyayangi, dengan segala perilaku, pemberian dan perintah kepada anaknya, selamanya. Begitu juga anak, harus menghormati dan memuliakan orang tuanya, selamanya.
Beginilah cara al-Qur’an dan hadits-hadits menjelaskan mengenai kewajiban anak terhadap orang tua. Mereka harus menghormati, berbuat baik, mentaati dan tidak berkata buruk atau sesuatu yang menyakitkan kedua orang tua. “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia” QS. Al-Isra’, 17: 23. Karena kedua orang tua, terutama ibu, telah mengawali melakukan kewajiban dengan kasih sayang yang dilimpahkan. Sejak anak masih berupa bayi, bahkan masih dalam kandungan. Hamil dengan penuh kesusahan, melahirkan, menyusui, merawat, mendidik dan menafkahi. Semua itu merupakan bentuk kasih sayang yang telah dilakukan kedua orang tua (Lihat: QS. Luqman, 31: 14 dan QS al-Ahqaf, 46: 15). Jadi, tinggal anak yang berkewajiban untuk menghormati dan memuliakan kedua orang tuanya.
Penghormatan kepada kedua orang tua, tentu ada ragam bentuknya. Diantaranya berbuat baik, mendoakan dan memenuhi keinginan mereka, atau mentaati perintah mereka. Jika seorang anak tidak melakukan penghormatan, maka ia disebut anak durhaka. Ini merupakan dosa besar, yang diancam masuk neraka. Dalam suatu hadits disebutkan: “Diantara dosa-dosa besar adalah menyekutukan Allah, durhaka kepada orang tua, membunuh dan menyatakan sumpah palsu”. (Riwayat Bukhari, lihat: al-Mundziri, at-Targhib wa at-Tarhib, juz III, hal. 324-333). Dalam teks hadits lain, Nabi Saw pernah menyatakan secara eksplisit bahwa durhaka itu haram, dan bisa mengakibatkan seseorang su’u al-khatimah (meninggal dalam keadaan sesat).
Tetapi ketaatan tentu ada syaratnya, yang utama adalah bahwa sesuatu yang diperintahkan kedua orang tua bukan merupakan kemaksiatan. “Tidak berlaku ketaatan untuk hal-hal yang berupa kemaksiatan kepada Allah Sang Pencipta” (Hadits Riwayat Abu Dawud, lihat: al-‘Ajluni, juz II, hal. 366, no. 3077). Syarat yang lain, perintah itu tidak untuk menyengsarakan atau mencederai hak-hak kemanusiaan anak. Jika si anak merasa disengsarakan dengan perintah tersebut, ia berhak untuk menolak. Tetapi tentu dengan bahasa yang santun, sopan dan baik. Dalam suatu hadis yang diriwayatkan Aisyah ra, jika orang tua dan anak berselisih pendapat mengenai pernikahan, maka wali hakim yang harus melerai dan memutuskan. Artinya, tidak serta merta orang tua berhak memaksa dan anak harus mengikuti.
Dalam hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari, Malik, Abu Dawud dan an-Nasa’i, bahwa ketika seorang perempuan yang bernama Khansa binti Khidam ra merasa dipaksa dikawinkan oleh orang tuanya, Nabi mengembalikan keputusan itu kepadanya; mau diteruskan atau dibatalkan. Tidak dikembalikan kepada orang tuanya. Dalam riwayat Abu Salamah, Nabi Saw menyatakan kepada Khansa r.a.: “Kamu yang berhak untuk menikah dengan seseorang yang kamu kehendaki”. Khansapun pada akhirnya kawin dengan laki-laki pilihannya Abu Lubabah bin Abd al-Mundzir r.a. Dari perkawinan ini ia dikarunia anak bernama Saib bin Abu Lubabah. (Lihat: az-Zayla'i, Nashb ar-Râyah Takhrîj Ahâdîts al-Hidâyah, juz III, hal. 237).
Artinya, orang tua juga tidak harus memaksakan terhadap anak, jika benar mereka berangkat dari kasih sayang. Si anak juga tidak mudah menentang orang tua, jika mereka benar ingin memberikan penghormatan. Kasih sayang dan penghormatan, harus dilakukan secarat timbal balik. Mungkin, anak durhaka tidak akan pernah ada, jika ia hidup dalam kasih sayang. Dan orang tua yang durhaka juga tidak akan pernah ada, jika sejak kecil dia telah memperoleh kasih sayang dan waktu besar mendapat penghormatan dan kemuliaan. Keluarga yang penuh dengan kasih sayang dan penghormatan satu sama lain, adalah keluarga bahagia yang digambarkan al-Qur’an dalam surat ar-Rum. Keluarga mawaddah, rahmah dan sakinah. Semoga.[]


September 20, 2008

Memakmurkan Masjid

http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/1104/05/0108.htm 

Ir. H. BAMBANG PRANGGONO, M.B.A, I.A.I.

KEGIATAN Rasulullah saw. yang pertama ketika hijrah ke Madinah ialah membangun sebuah masjid. Dindingnya dari tanah liat, tiangnya batang kurma, lantainya pasir dan atapnya pelepah kurma. Apakah karena kondisi ekonomi masih prihatin? Ternyata tidak. Dalam kitab Dalail Al-Nubuwwah, Al-Baihaqi meriwayatkan dari Ubadah ibn Shamit bahwa kaum Ansar mengumpulkan harta dan mendatangi Rasulullah saw. seraya berkata "Wahai Rasulullah, bangunlah masjid dan hiasilah seindah-indahnya dengan harta yang kami bawa ini. Sampai kapan kita harus salat di bawah pelepah kurma?" Beliau menjawab, "Aku mau seperti saudaraku Nabi Musa a.s., masjidku cukup seperti arisy (gubuk tempat berteduh) Nabi Musa a.s. Hasan menjelaskan bahwa ukuran arisy Musa a.s. adalah bila Rasulullah saw. mengangkat tangannya maka atapnya akan tersentuh. Kisah itu membuktikan bahwa kesederhanaan arsitektur Masjid Nabawi yang asli di Madinah bukanlah karena kurang biaya. Tetapi memang disengaja oleh Rasulullah saw. untuk diteladani umat Islam. Beliau bersabda. "Aku tidak diutus untuk menghias-hias masjid". Dalam Hadis lain beliau bersabda, "La taqumu al-sa'ah hatta yatabahannasu bil masajid" tidak datang saat kehancuran sampai manusia berlomba bermegah-megahan dengan masjid-masjid. Masih banyak lagi hadis serupa, misalnya yang terdapat dalam kitab At-Targhih wa at-Tarhib bahwa sahabat Anas r.a. pernah keluar menyertai Rasulullah saw. Lalu tampak oleh beliau bangunan tinggi berkubah. Beliau bertaya, "Apa itu?" Para sahabat menjawab bahwa itu adalah kubah milik si Fulan, orang Ansar. Rasulullah saw. bersabda, "Semua bangunan megah akan menjadi beban bagi pemiliknya di hari kiamat." Maka sahabat Ansar tadi dengan patuh meruntuhkan kubah itu. Lantas Rasulullah saw. mendoakannya dua kali, "Yarhamullah, yarhamullah" Semoga Allah merahmati dia. Prinsip bangunan masjid sederhana ini dipegang teguh oleh beliau sampai wafat. Ini diteruskan oleh empat Khulafa'ur rasyidin, Abu Bakar, Umar, Usman, dan Ali r.a. Mereka adalah para khalifah yang paling saleh dan paling paham tentang Islam. Di zaman merekalah wilayah Islam meluas dengan pesat meliputi kerajaan Mesir, Persia, dan Rumawi. Tetapi di tengah melimpahnya harta dari segala penjuru, arsitektur masjid Nabawi tetap sederhana sesuai pedoman Rasulullah saw., walaupun ukuran masjid mengalami perluasan berkali-kali. Baru setelah Muawiyah, anak Abi Sufyan menjadi khalifah, negara diubah menjadi kerajaan dan ibu kota pindah dari Madinah ke Damaskus. Dia dan keturunan hidup bermewah-mewah membangun istana pribadi berkubah hijau dan juga masjid Umayah yang megah. Pelanggaran prinsip ini berkelanjutan sepanjang sejarah Islam. Masjid-masjid mulai dibangun dengan arsitektur semakin mewah di seluruh dunia. Bila sejarah diteliti, maka akan terungkap bawah sebagian besar istana masjid-masjid monumental itu dibagun oleh penguasa yang perilakunya tidak terlalu islami. Barangkali untuk mengimbangi rasa bersalah kemewahan hidupnya, mereka membangun juga masjid yang megah. Raja-raja yang saleh biasanya tidak meninggalkan arsitektur masjid mewah. Arsitek masjid megah tedapat dari Maroko sampai Spanyol. Dari Turki sampai India, Iran, sampia Asia Tenggara. Termasuk masjid Nabawi di Madinah sendiri saat ini dibangun super mewah, dan sangat boros energi. Saking mahalnya sampai pintu dikunci jam 10 malam, takut ada pencuri hiasan emas murni di dalamnya. Dan anehnya kita ikut berbangga untuk hal yang dikecam oleh Rasulullah saw. Alasan klasik biasanya ialah, demi syi'ar Islam, bangunan masjid harus melebihi megahnya gereja dan kuil. Tetapi adakah hal itu diperintahkan dalam Alquran atau hadis atau ucapan sahabat? Sayang sekali perintah itu tidak ditemukan, yang ada justru kecaman. "Alhakum at-takatsur hatta zurtumu al-maqobir". Kalian dilengahkan oleh berlomba kemegahan dan kuantitas, sampai ke tepi liang kubur.(At-Takatsur 1,2). Memang ada hadis, "Inna'llaha jamilun yuhibbu al-jamal" Allah itu indah dan Dia cinta keindahan. Namun ketika keindahan itu harus dibayar mahal perbuatan itu bisa masuk kategori isrof (berlebihan), yang justru dibenci Allah dalam Alquran Al-An'aam: 141: "Innahu lau Yuhibbu al-musrifin". Sesungguhnya Dia Allah tidak mencintai orang yang berlebihan. Kita hanya mengagumi tampilan fisik tetapi lupa akan jiwa dan niat dan aktivitas masjid. Padahal Rasulullah saw. bersabda, "Inna 'Illaha la yandzuru ila suwarikum wala ila amwalikum. Walakin yandzuru ila qulubikum wa a'alikum" Sesungguhnya Allah tidak melihat penampilanmu dan kekayaanmu. Melainkan Dia melihat hatimu dan amalmu. Bila prinsip ini diterapkan kepada penilaian masjid, maka yang dinilai seharusnya bukan hal fisik keindahan luar seperti tingginya kubah dan menara, mengkilatnya lantai granit dan empuknya permadani. Mahalnya lampu kristal. Indahnya ukiran ornamen di mimbar dan kaligrafi di dinding. Melainkan hal yang lebih abstrak berupa ketulusan niat membangun masjid, keikhlasan pengurus. Kemakmuran salat berjama'ah sejak salat subuh, kreativitas pemuda, kesucian sumber dana, kejujuran penyaluran dana, dan efektivitas dakwah yang dirasakan oleh masyarakat sekitarnya. Kebersihan fisik memang dianjurkan oleh Rasulullah saw., dengan melarang meludah dan makan sejenis bawang bila masuk masjid. Tetapi kebersihan batin juga disyari'atkan, dilarang berjual beli dan mengumumkan barang hilang di masjid. Niat juga penting. Allah SWT memerintahkan menghancurkan masjid dlirar yang bagus di Madinah, hanya karena niat buruk kaum munafik yang membangunnya untuk memecah belah kaum Muslimin. Paradigma arsitektur masjid harus dikoreksi. Tampilan fisik masjid tidak penting. Keindahan bukan prioritas pertama. Fungsi pokok masjid harus didahulukan. Tegaknya syari'at di lingkungan sekitar masjid, kekompakan persaudaraan Islam, Kepekaan terhadap kesenjangan sosial adalah standar yang dicontohkan oleh Rasulullah saw. dan para penerusnya. Setelah sasaran itu terlaksana, barangkali tidak mengapa sisa dana dipakai memperindah masjid. Wallahu a'lam.

*** Penulis Ketua Korps Mubalig, Dewan Masjid Indonesia, Jawa Barat