Search This Blog

June 23, 2010

BELAJAR DARI KEMATIAN

Musim panas merupakan ujian yang cukup berat. Terutama bagi muslimah, untuk tetap mempertahankan pakaian kesopanannnya. Gerah dan panas tak lantas menjadikannya menggadaikan akhlak. Berbeda dengan musim dingin, dengan menutup telinga dan leher kehangatan badan bisa dijaga. Jilbab bisa sebagai multi fungsi.

Dalam sebuah perjalanan yang cukup panjang, Cairo-Alexandria; di sebuah mikrobus.
Ada seorang perempuan muda berpakaian kurang layak untuk dideskripsikan sebagai penutup aurat.
Karena menantang kesopanan. Ia duduk diujung kursi dekat pintu keluar. Tentu saja dengan cara pakaian seperti itu mengundang ‘perhatian’ kalau bisa dibahasakan sebagai keprihatinan sosial.

Seorang bapak setengah baya yang kebetulan duduk disampingnya mengingatkan. ” Maaf Nona, apa Anda tidak takut terjadi sesuatu yang tidak baik menimpa Anda dengan berpakaian seminim ini ? ”, ” maksud bapak apa ? suka-suka saya, begini ini kan hak saya, saya mau pakai baju atau mau telanjang itu semua hak prerogatif saya ! ”, ” tapi kan Non kelihatannya kurang sopan dilihat dan aturan agamapun melarang ”.

Dengan ketersinggungan yang sangat ia mengekspresikan kemarahannya. Karena merasa privasinya terusik. Hak berpakaian menurutnya adalah hak prerogatif seseorang.

"Oke, Oke kalau begitu , Jika memang bapak yang benar, ini ponsel saya, tolong lapor ke Tuhan Anda dan Tolong pesankan saya, tempat di neraka , sekarang juga !!

Sebuah respon yang sangat frontal. Dan sang bapak pun hanya beristighfar. Ia terus menggumamkan kalimat-kalimat Allah. Detik-detik berikutnya suasanapun hening. Beberapa orang terlihat kelelahan dan terlelap dalam mimpinya. Tak terkecuali perempuan muda itu. Hingga sampailah perjalanan dipenghujung tujuan. Di terminal akhir mikrobus Alexandria. Kini semua penumpang bersiap-siap untuk turun.
Tapi mereka terhalangi oleh perempuan muda tersebut yang masih terlihat tertidur. Ia berada didekat pintu keluar. "Bangunkan saja!" begitu kira-kira permintaan para penumpang. Tahukah apa yang terjadi. Perempuan muda tersebut benar-benar tak bangun lagi. Ia menemui ajalnya. Dan seisi mikrobus tersebut terus beristighfar, menggumamkan kalimat Allah sebagaimana yang dilakukan bapak tua yang duduk disampingnya.

Sebuah akhir yang menakutkan. Mati dalam keadaan menantang Tuhan

Sahabat ...
Kematian itu PASTI datangnya...

Cukuplah kematian sebagai pelajaran buat kita
Cukuplah kematian sebagai nasehat buat kita

Kemanapun kita pergi...
Kepada siapapun kita berlindung...
Dengan apapun kita menghindar...
Bila sudah saatnya KEMATIAN datang...
Kita tidak bisa pergi, berlindung atau menghindar...

“Perbanyaklah mengingat sesuatu yang melenyapkan semua kelezatan, yaitu KEMATIAN!” (HR. Tirmidzi)

Nilai-nilai pelajaran yang ingin diungkapkan guru kematian begitu banyak, menarik, bahkan menenteramkan. Di antaranya adalah apa yang mungkin sering kita rasakan dan lakukan.

# Kematian mengingatkan bahwa WAKTU SANGAT BERHARGA
Ketika seorang manusia melalaikan nilai waktu pada hakekatnya ia sedang menggiring dirinya kepada jurang kebinasaan. Karena tak ada satu detik pun waktu terlewat melainkan ajal kian mendekat, Allah swt dalam FirmanNya : “Telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka, sedang mereka berada dalam kelalaian lagi berpaling (daripadanya).” (Al-Anbiya :1)

Ketika jatah waktu terhamburkan sia-sia, dan ajal sudah di depan mata. Tiba-tiba, lisan tergerak untuk mengatakan, “Ya Allah, mundurkan ajalku sedetik saja. Akan kugunakan itu untuk bertaubat dan mengejar ketinggalan.” Tapi sayang, permohonan tinggallah permohonan. Dan, kematian akan tetap datang tanpa ada perundingan.
“Dan berikanlah peringatan kepada manusia terhadap hari (yang pada waktu itu) datang azab kepada mereka, maka berkatalah orang-orang zalim: ‘Ya Tuhan kami, beri tangguhlah kami walaupun dalam waktu yang sedikit, niscaya kami akan mematuhi seruan Engkau dan akan mengikuti rasul-rasul….” (Ibrahim :44)

# Kematian mengingatkan bahwa KITA BUKAN SIAPA-SIAPA
Kalau kehidupan dunia bisa diumpamakan dengan pentas sandiwara, maka kematian adalah akhir segala peran. Apa pun dan siapa pun peran yang telah dimainkan, ketika sutradara mengatakan ‘habis’, usai sudah permainan. Semua kembali kepada peran yang sebenarnya. Lalu, masih kurang patutkah kita dikatakan orang gila ketika bersikeras akan tetap selamanya menjadi tokoh yang kita perankan. Hingga kapan pun. Padahal, sandiwara sudah berakhir.

Sebagus-bagusnya peran yang kita mainkan, tak akan pernah melekat selamanya. Silakan kita bangga ketika dapat peran sebagai orang kaya. Silakan kita menangis ketika berperan sebagai orang miskin yang menderita. Tapi, bangga dan menangis itu bukan untuk selamanya. Semuanya akan berakhir. Dan, peran-peran itu akan dikembalikan kepada sang sutradara untuk dimasukkan kedalam laci-laci peran.

Teramat naif kalau ada manusia yang berbangga dan yakin bahwa dia akan menjadi orang yang kaya dan berkuasa selamanya. Pun begitu, teramat naif kalau ada manusia yang merasa akan terus menderita selamanya. Semua berawal, dan juga akan berakhir. Dan akhir itu semua adalah kematian.

# Kematian mengingatkan bahwa KITA TAK MEMILIKI APA-APA
Fikih Islam menggariskan kita bahwa tak ada satu benda pun yang boleh ikut masuk ke liang lahat kecuali kain kafan. Siapa pun dia. Kaya atau miskin. Penguasa atau rakyat jelata Semuanya akan masuk lubang kubur bersama bungkusan kain kafan. Cuma kain kafan itu. Itu pun masih bagus. Karena, kita terlahir dengan tidak membawa apa-apa. Cuma tubuh kecil yang telanjang.

Lalu, masih layakkah kita mengatasnamakan kesuksesan diri ketika kita meraih keberhasilan. Masih patutkah kita membangga-banggakan harta dengan sebutan kepemilikan. Kita datang dengan tidak membawa apa-apa dan pergipun bersama sesuatu yang tak berharga.

Ternyata, semua hanya peran. Dan pemilik sebenarnya hanya Allah. Ketika peran usai, kepemilikan pun kembali kepada Allah. Lalu, dengan keadaan seperti itu, masihkah kita menyangkal bahwa kita bukan apa-apa. Dan, bukan siapa-siapa. Kecuali, hanya hamba Allah. Setelah itu, kehidupan pun berlalu melupakan peran yang pernah kita mainkan.

# Kematian mengingatkan bahwa HIDUP ADALAH SEMENTARA
Kejayaan dan kesuksesan kadang menghanyutkan anak manusia kepada sebuah khayalan bahwa ia akan hidup selamanya. Hingga kapan pun. Seolah ia ingin menyatakan kepada dunia bahwa tak satu pun yang mampu memisahkan antara dirinya dengan kenikmatan saat ini.

Ketika sapaan kematian mulai datang berupa rambut yang beruban, tenaga yang kian berkurang, wajah yang makin keriput, barulah ia tersadar. Bahwa, segalanya akan berpisah. Dan pemisah kenikmatan itu bernama kematian. Hidup tak jauh dari siklus: awal, berkembang, dan kemudian berakhir.

# Kematian mengingatkan bahwa HIDUP BEGITU BERHARGA
Seorang hamba Allah yang mengingat kematian akan senantiasa tersadar bahwa hidup teramat berharga. Hidup tak ubahnya seperti ladang pinjaman. Seorang petani yang cerdas akan memanfaatkan ladang itu dengan menanam tumbuhan yang berharga. Dengan sungguh-sungguh. Petani itu khawatir, ia tidak mendapat apa-apa ketika ladang harus dikembalikan.

Mungkin, inilah maksud ungkapan Imam Ghazali ketika menafsirkan surah Al-Qashash ayat 77, “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) dunia…” dengan menyebut, “Ad-Dun-ya mazra’atul akhirah.” (Dunia adalah ladang buat akhirat)
Orang yang mencintai sesuatu takkan melewatkan sedetik pun waktunya untuk mengingat sesuatu itu. Termasuk, ketika kematian menjadi sesuatu yang paling diingat. Dengan memaknai kematian, berarti kita sedang menghargai arti kehidupan.

Sumber : http://www.facebook.com/l.php?u=http%3A%2F%2Fwww.rumah-yatim-indonesia.org%2F&h=355d1WLPG0MQzyOkyuM7mWG5NpQ

SUARA HATI SEKAR

Jujur, saya tidak memiliki jawaban yang pasti,
Saya HANYA ingin pulang, kembali ke Pangkuan ALLAH …
Yang dapat saya rasakan adalah Kerinduan yang amat sangat….
Sudah bukan waktunya lagi berlari-lari mencari kebahagian versi dunia tentunya…
Yang setelah saya peroleh semuanya …
Lalu saya merasa bahwa bukan ini, dan bukan itu arti bahagia,..
Lalu DIMANA….?
Dan saya mengayunkan langkah untuk mencari ALLAH,
Dan langkah pertama saya adalah mengenakan Jilbab.

Sumber idenya adalah dari sifat romantisme saya,
Jika saya ingin mendekat kepada kekasih saya…
Maka hal pertama adalah saya harus mempercantik diri,
ALLAH menyukai perempuan yang menutup auratnya dengan hijab,
Perhiasan seorang perempuan muslimah adalah akhlaknya yang solehah,
Orang akan langsung mengenali saya bahwa saya adalah muslim karena jilbab saya,
Karena jika tidak maka saya tidak ada bedanya dengan yang bukan …
Iya HANYA ini langkah awal saya…. HANYA ini.

Kemudian tarikan tarikan ALLAH terus membetot ubun-ubun saya…
Untuk melepaskan semua atribut kejahiliahan saya …

TANPA saya sadari…
Saya mulai mencintai hal-hal yang menuju kepada Sang Pemilik napas saya,
Saya terbawa arus kebaikan,
Saya tenggelam di danau pengajian,
Saya terdampar dipadang illalang yang berisi dzikir,
Saya bermahkotakan Al Quran dan Hadits,
Saya tiba-tiba sangat mencintai tahajud,
Saya menjadi seperti penari dalam kalimat taubah dan hamdalah

Dalam proses kemudian…
Saya mulai meninggalkan rok mini saya,
Berhenti memakai tanktop,
Bahkan blus lengan pendek
Apalagi celana pendek saya jauh saya tanggalkan…
Lalu saya mulai berhenti mewarnai dan meluruskan rambut gelombang saya …
Dan entah mengapa saya merasa lebih cantik…
Dengan membuang jauh-jauh pakaian itu,

Sahabat saya bilang :
“De, yang penting kan hati, loe tidak perlu berjilbab pun loe bisa menjadi baik“
Sahabat saya tidak salah …
Tapi untuk saya, jilbab adalah sarat mutlak untuk taat terhadap ALLAH
Dan sifat sosial saya untuk menjaga diri saya terhadap tarikan tarikan mata Lawan Jenis
Bukankah indah akan semakin indah bila tertutup,
Akan menarik jika ia tidak terlihat,
Akan tetap menjadi misteri,
Yang tidak pernah akan selesai kecuali memiliki,
Sesuatu yang tidak bisa disingkap apalagi disentuh akan menimbulkan kerinduan…
Yang tersembunyi dengan baik dan terjaga akan memiliki nilai yang tinggi…
Tanpa hijab, tidak ada daya tarik, tidak ada KERINDUAN…

Bukankah ALLAH adalah misteri,
Dan tersembunyi maka kita semua merindukanNYA,
bisa dibayangkan jika ALLAH terlihat oleh mata dunia kita kan?

Iya, inilah saya yang tidak pernah punya jawaban…
Mengapa saya tiba-tiba kesetrum dan mengenakan jilbab …
Hanya ALLAH yang memiliki jawabannya
Karena saya tidak sanggup menjawab,

Yang pasti ketika kening menyentuh sajadah,
Ketika airmata tumpah saat tahajud,
Ketika tangan terangkat tinggi-tinggi untuk memohon ampunan,
Ketika titik NOL adalah titik kepasrahan saya…
Atas semua yang ALLAH titipkan kepada saya,
Ketika tidak ada lagi jarak antara ALLAH dan saya,
Ketika jilbab saya menutup dada saya,
Ketika rok panjang semata kaki menjadi perhiasan saya kini,
Maka inilah kebahagian yang sesungguhnya saya CARI kemarin …

Doakan saya kuat dan istiqomah dengan langkah yang saya ayunkan ini …
Doakan saya kuat dan istiqomah dengan tarian tanpa topeng ini,
Dengan dawai tasbih dan hamdallah…
Saya ingin berpulang dengan pakaian yang disukai ALLAH

Ya ALLAH kuatkan saya…
Hingga saya menutup mata,
Mempertanggung jawabkan semua perbuatan saya
Di mahkamah agung milik MU …

Sahabat Perempuanku, kapan lagi Kerinduan Sang Kekasih kita penuhi ? Dia telah memanggil-manggil kita dengan firman-firmanNya yang menentramkan dada, memuaskan akal dan memberi solusi atas segala permasalahan kehidupan :

“Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu'min: "Hendaklah mereka mengulurkan JILBABnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang.” (QS 33:59)

“Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain KERUDUNG ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (QS 24:31)

“Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk MENUTUPI `auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian TAKWA itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.”

“Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya `auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.”
(QS 7:26-27)

DARI SAHABATMU SEKAR, http://www.rumah-yatim-indonesia.org/

DOA SHALAT DHUHA



“Wahai Tuhanku, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah keagunan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan adalah penjagaan-Mu, Wahai Tuhanku, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila sukar mudahkanlah, apabila haram sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah dengan kebenaran dhuha-Mu, kekuasaan-Mu (Wahai Tuhanku), datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan kepada hamba-hambaMu yang soleh”.

June 10, 2010

DO NOT ACCEPT IF SEAL IS BROKEN, JILBAB?

D

Sahabat, seringkali kita salah persepsi ketika menilai fenomena yang sedang terjadi akibat dari membebek dengan pendapat media massa dan pendapat sebagian besar tokoh yang sedang gencar-gencarnya memfonis kalangan tertentu yang dianggap melanggar norma kemasyarakatan dan nasionalisme.

Contoh Penangkapan orang-orang yang diduga ’Pelaku Teror’ yang kebetulan para istrinya berjilbab besar dan bercadar, maka serta merta kita ikut-ikutan memfonis minimal mencurigai setiap ada wanita berjilbab besar dan bercadar, ” awas ya, waspada ! ” itulah kata hati kecil kita.

Padahal tahukah kita apa alasan para wanita itu berjilbab besar dan bercadar ? inilah kisah yang mudah-mudah dapat mengubah persepsi atas sebagaian beser fonis yang tersebar di kebanyakan orang.

Seorang Yahudi bertamu ke rumah salah seorang Ulama. Ketika sang Yahudi dan Ulama ini duduk di ruang tamu tiba-tiba melintas wanita berpakaian serba tertutup.
Si yahudi pun kemudian bertanya kepada Ulama, “Ya Syaikh siapakah orang yang lewat tadi.”
“Dia Istriku.” Jawab Syaikh.
“Kenapa agama anda sangat berlebihan dalam mengatur pakaian wanita?”
Syaikh terdiam dan tidak menjawab, kemudian berkata, “ Kalau tidak keberatan, Maukah anda kuajak berjalan-jalan di pasar.”
“ oh, Dengan senang hati.”

Syaikh dan orang yahudi itupun pergi ke pasar yang tidak jauh dari rumah Syaikh. Tiba di pasar sang Syaikh langsung mengajak orang yahudi ke dekat penjual kue kaki lima.
“Ini ada bermacam-macam kue, semuanya hampir sama enak rasanya, namun ada yang tertutup dengan bungkusan ada yang terbuka, kira-kira kalau anda saya suruh memilih kue yang mana akan anda pilih, yang tertutup atau terbuka?”

Tanpa banyak pikir Yahudi tersebut menjawab, “Tentu saya pilih yang tertutup, karena lebih bersih, serta terjaga dari sentuhan tangan dan lalat yang bisa membawa kotoran dan penyakit.”

Mendengar jawaban orang yahudi, Ulama tersebut langsung menyambung. “Begitulah agama kami menjaga wanita kami, mereka hanya milik kami, tidak boleh sembarang dilihat orang apalagi disentuh ?”

Sumber : rumah yatim indonesia, fb

June 9, 2010

BELAJAR DARI GOSIP ???



Tiba tiba saja, gosip merebak mengenai video porno artis papan atas indonesia. Semua orang membicarakannya. Bayangkan, hanya dalam waktu kurang dari 1 hari, video tersebut sudah menyebar kemana-mana. Saya tahu berita ini pertama kali justru dari twitter, dari situs satu koran diberitakan "ada video yang MIRIP artis AP dan LM yang menyebar di internet". Pertama saya baca, Saya masih cuek, "ulah orang iseng paling" saya pikir, tidak mungkin artis papan atas akan berlaku tidak senonoh dan menyebar videonya ke publik yang akan menghancurkan citranya sendiri.

Tapi tidak sampai beberapa jam, berita di twitter semakin merajalela, lalu muncul link di bbm saya, saya (masih) belum tertarik untuk melihatnya. Kemudian facebook, nyaris sebagian besar teman-teman mengupdate statusnya dengan topik yang sama. Dan inilah yang mengerikan.

Kemudian di setiap link berita online saya lihat gambar-gambar yang memang sengaja di kaburkan rupanya, namun masih bisa terlihat secara samar kemiripan tokohnya. Keesokan harinya, seluruh televisi di indonesia membicarakan hal yang sama dengan memperlihatkan gambar-gambar yang lebih jelas (saya tetap belum melihat videonya, entah karena apa). Kemudian banyak seloroh yang berdatangan. Sang artis yang dihebohkan, langsung mengambil cuti dari host acaranya di salah satu stasiun TV, sungguh akibatnya sungguh dahsyat bagi pelaku video ini.

Ada yang bilang "sanksi sosial justru lebih berat"

Yah, dengan sanksi sosial, sang pelaku kehilangan muka untuk menghadapi masyarakat.

Ada juga yang bilang "saya yakin, diantara sekian banyak yang komentar, pasti salah satu atau dua, ada yang melakukan kesalahan yang sama, bedanya yang ini ketahuan dan yang lain tidak!"

Jadi ingat dengan hal-hal seperti ini :
Manusia diciptakan dalam keadaan lemah dan serba kekurangan. Kezoliman dan kebodohan akan selalu membayangi setiap langkahnya. Seseorang yang melakukan perbuatan salah dengan sengaja maka dia disebut orang yang zolim. Dan orang yang melakukan kesalahan karena ketidaktahuannya maka dia disebut orang yang bodoh.

siapa yg suka menceritakan kekurangan dan kesalahan orang lain mk diri pun tdk aman utk diceritakan oleh orang lain. Seorang ulama salaf berkata “Aku mendapati orang2 yg tdk memiliki cacat/cela lalu mereka membicarakan aib manusia mk manusia pun menceritakan aib-aib mereka. Aku dapati pula orang2 yg memiliki aib namun mereka menahan diri dari membicarakan aib manusia yg lain mk manusia pun melupakan aib mereka.”

Tahukah engkau bahwa manusia itu terbagi dua:

Pertama: Seseorang yg tertutup keadaan tdk pernah sedikitpun diketahui berbuat maksiat. Bila orang seperti ini tergelincir dlm kesalahan mk tdk boleh menyingkap dan menceritakan krn hal itu termasuk ghibah yg diharamkan. Perbuatan demikian juga berarti menyebarkan kejelekan di kalangan orang2 yg beriman. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

إِنَّ الَّذِيْنَ يُحِبُّوْنَ أَنْ تَشِيْعَ الْفَاحِشَةُ فِي الَّذِيْنَ آمَنُوا لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيْمٌ فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ

“Sesungguh orang2 yg menyenangi tersebar perbuatan keji2 di kalangan orang2 beriman mereka memperoleh azab yg pedih di dunia dan di akhirat.”

Kedua: Seorang yg terkenal suka berbuat maksiat dgn terang-terangan tanpa malu-malu tdk peduli dgn pandangan dan ucapan orang lain. mk membicarakan orang seperti ini bukanlah ghibah. Bahkan harus diterangkan keadaan kepada manusia hingga mereka berhati-hati dari kejelekannya. Karena bila orang seperti ini ditutup-tutupi kejelekan dia akan semakin bernafsu utk berbuat kerusakan melakukan keharaman dan membuat orang lain berani utk mengikuti perbuatannya.

Dari hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yg berbunyi:

مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا، نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللهُ فيِ الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ، وَاللهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيْهِ ..

“Siapa yg melepaskan dari seorang mukmin satu kesusahan yg sangat dari kesusahan dunia niscaya Allah akan melepaskan dari satu kesusahan dari kesusahan di hari kiamat. Siapa yg memudahkan orang yg sedang kesulitan niscaya Allah akan memudahkan di dunia dan nanti di akhirat. Siapa yg menutup aib seorang muslim niscaya Allah akan menutup aib di dunia dan kelak di akhirat. Dan Allah senantiasa menolong hamba-Nya selama hamba-Nya itu menolong saudaranya.”

Dari Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma ia berkata “Aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ اللهَ يُدْنِي الْمُؤْمِنَ فَيَضَعُ عَلَيْهِ كَنَفَهُ وَيَسْتُرُهُ فَيَقُوْلُ: أَتَعْرِفُ ذَنْبَ كَذَا، أَتَعْرِفُ ذَنْبَ كَذَا؟ فَيَقُوْلُ: نَعَمْ، أَيْ رَبِّ. حَتَّى إِذَا قَرَّرَهُ بِذُنُوْبِهِ وَرَأَى فِي نَفْسِهِ أَنَّهُ هَلَكَ، قَالَ: سَتَرْتُهَا عَلَيْكَ فِي الدُّنْيَا، وَأَنَا أَغْفِرُهَا لَكَ الْيَوْمَ. فَيُعْطِي كِتَابَ حَسَنَاتِهِ ..

“Sesungguh Allah mendekatkan seorang mukmin lalu Allah meletakkan tabir dan menutupi si mukmin . Allah berfirman ‘Apakah engkau mengetahui dosa ini yg pernah kau lakukan? Apakah engkau tahu dosa itu yg dulu di dunia engkau kerjakan?’ Si mukmin menjawab: ‘Iya hamba tahu wahai Rabbku .’ Hingga ketika si mukmin ini telah mengakui dosa-dosa dan ia memandang diri akan binasa krn dosa-dosa tersebut Allah memberi kabar gembira padanya: ‘Ketika di dunia Aku menutupi dosa-dosamu ini dan pada hari ini Aku ampuni dosa-dosamu itu.’ Lalu diberikanlah pada catatan kebaikan-kebaikannya”

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لاَ يَسْتُرُ اللهُ عَلَى عَبْدٍ فِي الدُّنْيَا إِلاَّ سَتَرَهُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Tidaklah Allah menutup aib seorang hamba di dunia melainkan nanti di hari kiamat Allah juga akan menutup aibnya.”
Wallahu ta’ala a’lam bish-shawab.

Jadi, jika kita ingin aib kita ditutupi oleh Allah baik di dunia dan akhirat, lebih baik kita tidak ikut-ikutan menyebarkan fitnah video tersebut.

:P