Search This Blog

March 3, 2008

Pernikahan Rasulullah & Aisyah

Sebenarnya umur berapa Aisyah ketika menikah dan Rasulullah? Hal ini telah menjadi pencarian Saya dan kebingungan Saya untuk menjawab pertanyaan berikut :

“Akankah anda menikahkan saudara perempuanmu yang berumur 7 tahun dengan seorang tua berumur 50 tahun?” Sayangnya jawaban Saya adalah "TIDAK!"
“Jika anda tidak akan melakukannya, bagaimana bisa anda menyetujui pernikahan gadis polos berumur 7 tahun, Aisyah, dengan Nabi anda?” Ini pertanyaan yang sangat logis dan sulit untuk dijawab.

Jawabannya dapat dibaca di blog lain . Kesimpulan akhirnya adalah pernikahan Aisyah yang berumur 9 tahun saat menikah dengan Nabi Muhammad saw hanyalah mitos (tentunya dengan argumen yang mendasar).



Dilain pihak, karya Imam Bukhari adalah yang paling autentik dari semua kepustakaan mengenai hadis Nabi. Hal ini diungkapkan oleh para sarjana Islam dengan pernyataan, "Buku yan paling autentik setelah kitab Allah (yakni Al Quran) adalah Shahih Al-Bukhari."

"Aku tertidur di antara rukun Kabah dan Maqam Ibrahim," kata Abu Zaid Al Marwazi memulai cerita. Dia adalah seorang penganut mazhab dan pengagum Imam Syafi'i. "Kemudian aku bermimpi bertemu dengan Rasulullah saw. Pada saat itulah beliau bersabda kepadaku, 'Wahai Abu Zaid sampai kapankah kamu mempelajari kitab Al-Syafi'i, sementara kamu belum juga mempelajari kitabku?' Akupun bertanya, 'Wahai Rasulullah, apakah kitabmu itu?' beliau menjawab, "Kitabku adalah Jami' Muhammad bin Ismail (yakin Shahih Al-Bukhari)." Riwayat ini seperti ditulis salam Ta'ammulai fi Al-Shahihain, bisa kita temukan dalam Muqaddimah Fath Al-Bari (hal 40) dan Muqaddimah Irsyad Al-Sari (hal 48).

Dari Istiqsha'i Al-Afham (jil II hal 868), kita bisa menemukan kisah yang lain berupa perjalanan Syaikh Abdul Mut'thi Al-Tunisi ketika berziarah ke pusara Rasulullah saw. Ketika itu dia berbicara dalam bahasa yang tidak dimengerti, setelah selesai muridnya lalu bertanya tentang apa yang terjadi. "Tadi aku meminta ijin Rasulullah untuk mendatangi beliau. Setelah beliau mengijinkanku, aku bertanya, 'Wahai Rasulullah, apakah setiap yang diriwayatkan olej Al-Bukhari darimu adalah shahih?' Beliau menjawab, 'Ya, shahih.' Aku pun bertanya lagi, 'Apakah aku boleh meriwayatkannya, ya Rasulullah?' Beliau menjawab, "Ya, riwayatkanlah hadis itu dariku."

Dan mengenai pernikahan antara Rasulullah dan Aisyah, hadits Bukhari menyatakan :
Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. menikahiku pada saat aku berusia enam tahun dan beliau menggauliku saat berusia sembilan tahun. Aisyah ra. melanjutkan: Ketika kami tiba di Madinah, aku terserang penyakit demam selama sebulan setelah itu rambutku tumbuh lebat sepanjang pundak. Kemudian Ummu Ruman datang menemuiku waktu aku sedang bermain ayunan bersama beberapa orang teman perempuanku. Ia berteriak memanggilku, lalu aku mendatanginya sedangkan aku tidak mengetahui apa yang diinginkan dariku. Kemudian ia segera menarik tanganku dan dituntun sampai di muka pintu. Aku berkata: Huh.. huh.. hingga nafasku lega. Kemudian Ummu Ruman dan aku memasuki sebuah rumah yang di sana telah banyak wanita Ansar. Mereka mengucapkan selamat dan berkah dan atas nasib yang baik. Ummu Ruman menyerahkanku kepada mereka sehingga mereka lalu memandikanku dan meriasku, dan tidak ada yang membuatku terkejut kecuali ketika Rasulullah saw. datang dan mereka meyerahkanku kepada beliau. (Shahih Muslim No.2547)

Dalam pengertian Saya bahwa hadis diatas adalah benar, dan dalam riwayat sejarah Nabi Muhammad, Saya menemukan cerita mengenai pernikahan ini. (Muhammad, Kisah Hidup Nabi berdasarkan sumber klasik. Martin Lings)

Setelah kematian Khadijah, Nabi bermimpi melihat seorang wanita mengenakan kerudung sutera. Lelaki itu berkata, "Ini adalah istrimu, maka bukalah ia." Nabi menyingkap sutera itu dan ternyata Aisyah. Namun Aisyah baru berumur 6 tahun, sedangkan beliau berusia lebih 50 tahun. Lagipula Abu Bakar telah menjanjikan Aisyah kepada Muth'im untuk anaknya, Jubayr. Nabi hanya berkata kepada dirinya sendiri, "Jika ini berasal dari Allah, Dia akan mewujudkannya." Beberapa malam kemudian, beliau bermimpi malaikat membawakan sosok berbusana sutera yang sama. Kali ini, beliaulah yang berkata kepada malaikat, "Tunjukkanlah kepadaku." Malaikat menyingkap sutera itu dan lagi-lagi Aisyah. Nabi kembali berkata, "Jika ini berasal dari Allah, maka Dia akan mewujudkannya."

Dan Aisyah menjadi istri Nabi melalui sebuah akad nikah antara beliau dengan ayahnya. Sementara Aisyah sendiri tidak hadir.

Pada saat pernikahannya, Aisyah telah berumur 9 tahun. Menurutnya, Nabi tampak awet muda, seolah-olah akan hidup abadi. Kedua matanya tetap tajam, hitam rambut dan janggutnya masih mengkilap, dan tubuhnya selalu tegap seperti tubuh pemuda yang usianya setengah dari usia yang sebenarnya. Padahal saat itu beliau menginjak usia ke-53, terhitung sejak tahun Gajah.

Selama 3 tahun terakhir, hampir tiada hari tanpa kedatangan teman-teman Aisyah untuk mengajak bermain di halaman yang berdampingan dengan rumah orang tuanya. Kepindahan Aisyah ke rumah Nabi tidak mengubah kebiasaannya. Bedanya, kini teman-temannya berkunjung ke rumahnya sendiri, bukan di rumah orang tuanya.

"suatu ketika." cerita Aisyah, "aku sedang bermain boneka-bonekaan dengan teman-teman perempuanku. Lalu Nabi masuk ke dalam rumah sehingga teman-temanku cepat keluar. Tapi beliau menyusul mereka keluar dan menyuruh mereka agar masuk lagi dan meneruskan permainan. Terkadang Nabi berkata, "Tetaplah di tempat." sebelum mereka sempat bergerak. Bahkan, kadang kadang Nabi juga turut bergabung dalam permainan kami, karena beliau sangat menyayangi anak-anak dan telah terbiasa bermain-main dengan puteri-puterinya sendiri. Mereka bermain boneka-bonekaan dengan cerita yang berbeda-beda. "Suatu kali," cerita Aisyah lagi, "Nabi masuk ke dalam rumah saat aku sedang bermain dan kemudian berlaiu bertanya, "Wahai Aisyah, permainan apa kali ini?" Aku jawab, "Kuda-kudaan Sulaiman." dan Nabi pun tertawa geli.

(Ibn Sa'd, rujukannya adalah edisi Leyden dari Kitab at-Thabaqat al-Kabir oleh Muhammad ibn Sa'd. hal 40-42. )

Dengan tulisan diatas, yang Saya temukan dalam literatur Islam, rasanya penyangkangkalan akan umur Aisyah pada saat menikah dengan Rasulullah menjadi alasan yang kembali mentah. Saya lebih percaya kepada Hadits Shahih Bukhari yang menyatakan bahwa memang usianya adalah 7 tahun pada saat dipinang dan 9 tahun pada saat menikah resmi.

Ternyata banyak cerita mengenai kekanakan Aisyah pada saat telah serumah dengan Nabi.

Mungkin benang merahnya adalah, kata-kata Aisyah yang menyatakan bahwa Nabi masih terlihat sangat muda dan rambutnya masih hitam, seolah-olah akan hidup selamanya. Jika tidak terlihat gurat ketuaan, siapa yang percaya bahwa Nabi telah berumur 50 tahun?

Dulu, waktu masih kecil, Saya punya pembantu yang dinikahkan orang tuanya waktu dia berumur 9 tahun, masih SD, kepada laki-laki tetangga mereka yang telah beristri.

Tapi, Saya tetap akan mencari tahu mengapa? mengapa? dan mengapa? Dibalik semua itu, Insya Allah, segala tindakan Rasul itu berdasarkan ridha Allah, Allah selalu punya alasan yang tepat untuk segala sesuatunya dan tidak pernah melakukan hal yang sia-sia.

2 comments:

  1. Ada berita yang menghebohkan Saya dengar di radio hari ini. Katanya ada kiai asal semarang yang akan menikahi anak dibawah umur. 7 tahun, 9 tahun dan 12 tahun.

    http://www.detiknews.com/read/2008/10/24/033029/1025146/10/nikahi-anak-di-bawah-umur,-syekh-puji-langgar-banyak-aturan

    Ada wawancara dengan sang bapak juga lho disini...http://www.detiknews.com/read/2008/10/23/133524/1024785/158/syekh-puji-aku-memang-suka-yang-kecil Bahkan menurut si Bapak, dia memang suka anak kecil kok.

    Komentar dari Sekjen Komisi Nasional Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait hanyalah "Kita dihadapkan pada persoalan nilai, misalnya agama yang tidak melarang. Namun kalau kita bertindak, itu lebih dalam konteks perlindungan anak".

    Komentar orang banyak adalah, "Orang ini sudah gila apa? Memangnya si Semarang sana sudah tidak ada gadis lagi yang menarik hatinya?"

    Ini kejadian nyata, sekarang ada di Indonesia. Mungkin sang bapak ini ingin mencontoh Rasul?????(???????) Saya bingung, jika hal ini di nisbatkan kepada Rasulullah kita mau bilang apa? Mungkin sama seperti Sekjen Perlindungan Anak, "agama tidak melarang..." Yang melarang saat ini adalah UU Perkawinan.

    Tapi jaman Rasulullah hidup dengan Aisyah pastinya sangat jauh berbeda kondisinya dengan sekarang. Jaman dulu, dimana memiliki anak perempuan adalah memalukan. Bahkan Umar bin Khatab sampai tega mengubur anak nya yang masih kecil hidup-hidup saat dia masih belum masuk Islam! Mungkin, dulu banyak pesan moral yang hendak disampaikan kepada masyarakat. Jauh berbeda dengan sekarang. Wanita banyak yang sudah berpendidikan tinggi. Tidak banyak lagi wanita yang mudah ditipu pria...

    Yang pasti kondisinya pasti jauh berbeda!

    ReplyDelete
  2. Bunda, ini penjelasan dari Pak Arifin Mufti
    (dalam forum di Facebook " KAJIAN ALQUR'AN - ALKITAB & IPTEK ", topik NABI TIDAK MENIKAHI AISYAH DIBAWAH UMUR.

    "Hadist tersebut (Shahih Muslim No 2547) "tabrakan" dengan hadist Bukhari lain (bukti 6), yg mengatakan "Aisyah" ketika turun surat al Qamar sdh jariyah (remaja - sdh mens)" dan tabrakan dengan hadist Muslim lain (bukti 5), bahwa Aisyah mengikuti rombongan yang ke Badar dan Uhud. Padahal untuk mengikuti rombongan tersebut disyaratkan, usia minimal 15 tahun.

    Dalam hadist Muslim lain, diberitakan bahwa Aisyah ditegur keras oleh Nabi, karena "ketika ditugaskan menjaga tawanan pada perang Badar, tawanan tersebut melarikan diri".

    Demikian respon saya - kesimpulannya..ada informasi yang saling bertentangan satu sama lain, semuanya shahih peristiwanya. Tetapi menyangkut tahun...ada keraguan disana, karena saling bertentangan. Saran saya, setiap peristiwa - dikonversikan dulu ke tahun Masehi...jadi lebih mudah untuk mengambil kesimpulan."

    ReplyDelete