Benazir Bhutto, mantan PM Pakistan, tewas tanggal 27 Des 2007 setelah melalui banyak perjuangan dan rintangan. Saya jadi tergelitik untuk mengetahui bagaimana sesungguhnya mati syahid itu. Benazir Bhutto was assassinated Thursda, Dec. 27, 2007 in a suicide attack that also killed at least 20 others at the end of a campaign rally,
Kematian bagi muslimin jika ia terjebak dalam musibah adalah syahid, sebagaimana sabda Nabi saw : “kelompok yg mati syahid adalah mereka yg wafat tenggelam (termasuk banjir), terbakar, terkena rerobohan (longsor), terbunuh (dibunuh, kecelakaan lalu lintas), sakit dibagian perutnya (yaitu meninggal karena penyakit yg diantara leher hingga bawah perut, seperti ginjal, jantung, liver, lambung, paru paru), dan mereka yg wafat di jalan Allah” (shahihain Bukhari dan Muslim).
Sampai disini kita fahami bahwa kematian bagi mereka diatas adalah rahmat Nya swt karena mereka digolongkan para syuhada, walaupun di dunia dihukumi tetap sebagai jenazah biasa, yaitu dishalatkan, dimandikan dll, namun di akhirat mereka bersama syuhada. Tak ada hisab bagi mereka kelak, langsung menuju sorga Allah swt.
Tidak ada azab dalam ummat Muhammad saw, karena bagi mereka hanyalah Rahmat Nya swt, dan dunia bagi kita adalah tempat beramal dan bukan tempat pembalasan, dan tempat pembalasan adalah setelah kematian dan di hari kiamat.
Wafat dalam musibah tentunya keberuntungan besar sebagaimana hadits diatas, dan bagi mereka yg hidup itu adalah penghapusan dosa, sebagaimana sabda Rasul saw bahwa semua musibah yg menimpa ummat beliau adalah penghapusan dosa, maka bertanya Aisyah ra Ummulmukminin : Lalu kalau kita tertusuk duri itu apakah juga ada penghapusan dosanya?, Rasul saw menjawab : “Betul, bahkan gundah dihati pun merupakan penghapusan dosa” (Shahihain Bukhari dan Muslim).
Bahkan dalam riwayat lain Rasul saw bersabda : “Tiada henti hentinya musibah menimpa seorang muslim atau muslimah, pada dirinya, pada hartanya, pada keluarganya, hingga ia menemui Allah swt kelak tak membawa dosa sedikitpun.
Dalam riwayat lainnya dijelaskan bahwa musibah mengangkat derajat kita, maka demikian kasih sayang Nya Allah swt yg mengangkat derajat Hamba hamba Nya swt tanpa mereka sadari.
Mengenai orang shalih atau bukan shalih, selama ia muslim dan tidak dalam keadaan mabuk, dan tidak pula sedang niat berbuat jahat maka bila ia wafat kecelakaan atau dibunuh maka ia wafat sebagai syahid sebagaimana hadits diatas.
Dari : http://majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=28&func=view&id=4014&catid=7〈=en
Dari Said Ibnu Zaid Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa terbunuh karena membela hartanya, ia mati syahid." Riwayat Imam Empat. Hadits shahih menurut Tirmidzi.
Orang yang tewas melindungi keselamatan hartanya mati syahid dan yang membela (kehormatan) keluarganya mati syahid dan membela dirinya (kehormatan dan jiwanya) juga mati syahid. (HR. Ahmad)
APA YG DIDAPAT ORANG YANG MATI SYAHID?
Seorang yang mati syahid dapat memberi syafaat bagi tujuh puluh anggota keluarganya. (HR. Ahmad dan Abu Dawud)
Apa yang dirasakan seorang syahid yang terbunuh adalah seperti yang dirasakan seorang dari cubitan (gigitan serangga). (Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Para syuhada di lembah (tepi) sungai dekat pintu surga dalam bangunan berkubah berwarna hijau. Rezeki mereka datang dari surga setiap pagi dan petang. (HR. Al Hakim dan Ahmad)
Seorang yang mati syahid diberi enam perkara pada saat tetesan darah pertama mengalir dari tubuhnya: semua dosanya diampuni (tertebus), diperlihatkan tempatnya di surga, dikawinkan dengan bidadari, diamankan dari kesusahan kedahsyatan yang besar (pada hari kiamat), diselamatkan dari siksa kubur dan dihiasi dengan pakaian keimanan. (HR. Bukhari)
No comments:
Post a Comment