Search This Blog
December 12, 2007
UMAR Bin Khatab,tidak shalat di gereja di Yerusalem
Yerusalem dipaksa membuka gerbangnya bagi Khalifah Umar pada tahun 638. Ketika Kristen menjadi agama resmi Kekaisaran Romawi, Palestina menjadi Kristen juga dan Yerusalem menjadi kota suci Kristen. Kuil-kuil pagan yang didirikan oleh kaum Romawi setelah tahun 70M diruntuhkan dan para peziarah Kristen berdatangan mengunjungi situs kematian dan kebangkitan Yesus.
Pada tahun 638, pemerintahan mandat Kota Suci adalah Uskup Yunani bernama Sopronius dan ia harus menyandang tugas yang menyedihkan : mendampingi Khalifah Umar, yang mengendarai unta putih dengan penuh kemenangan ke dalam kota Yerusalem. Umar minta segera diantarkan ke Bukit Kuil dan disana ia berlutu dan berdoa di tempat Nabi Muhammad saw, naik ke langit setelah melakukan Isra. Sang Uskup memandang Umar dengan penuh ketakutan : ini! Pikirnya, pastilah monster kehancuran yang telah diramalkan oleh Nabi Daniel akan memasuki kuil itu. Ini, pastilah sang Anti-Kristus, yang akan menandai Hari Terakhir.
Selanjutnya Umar meminta untuk diantar melihat tempat-tempat ibadah Kristen, dan sementara ia berada di Gereja Makam Suci, datanglah waktu shalat. Dengan santun sang Uskup mengundang Umar untuk shalat di gereja tempat mereka berada. Tapi Umar menolak dengan sopan. Jika Umar shalat di situ, jelas Umar, maka kaum muslim akan hendak mengenang peristiwa ini dengan membangun sebuah mesjid disana, dan itu akan berarti pemusnahan Gereja Makam Suci. Ini tidak boleh terjadi, karena tempat ibadah orang Kristen haruslah dilestarikan.
Maka, Umar malah shalat agak jauh dari Gereja dan tepat seperti perkiraan Umar, beseberangan dengan Gereja Makam Suci saat ini masih berdiri sebuah mesjid kecil yang didedikasikan untuk Khalifah Umar.
Karen Armstrong, PERANG SUCI dari Perang Salib hingga Perang Teluk. Bab 1. Pada Mulanya, hal 93.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment